Pandangan Orang Percaya pada Tuhan
Melihat sejarah dan proses terjadinya perayaan Halloween, bagaimanakah sikap kita sebagai orang yang percaya adanya kemahakuasaan Tuhan?
#1. Apabila perayaan Halloween dimaksudkan untuk menyembah roh-roh jahat, maka bertentangan dengan iman orang percaya. Yang kita sembah hanyalah Sang Khalik, tidak ada yang lain daripada itu. Menyembah roh-roh jahat berarti mendukakan Tuhan dan tidak mempercayai-Nya.
#2. Pada waktu awal perayaan Halloween sebagian besar masyarakat belum percaya Tuhan, tetapi mereka masih menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Sehingga membuat ritual untuk berdamai dengan roh-roh jahat. Bukankah sebaiknya kita berdamai dengan Sang Pemilik jagat raya? Supaya mendapat kedamaian dan ketenteraman.
#3. Festival Halloween dengan mengenakan topeng dan pakaian yang seram, tidak mendatangkan faedah yang baik, tetapi malahan membuat takut orang lain dan mengganggu ketenangan.
#4. Sikap kita orang percaya kiranya tidak tidak perlu ikut-ikutan merayakan pesta memuja iblis itu. Dan hanya bisa memaklumi dan berdoa kiranya mereka disadarkan dan kembali kepada ajaran yang benar.
#5. Dari sudut budaya, Halloween bertentangan dengan budaya bangsa Indonesia dan bukan produk budaya Nusantara. Jadi sebaiknya orang Indonesia jangan merayakan Halloween.
Perayaan Halloween sebagai produk budaya patut diberikan apresiasi kepada para pendahulu orang-orang Eropa kuno. Namun sesuai dengan perkembangan jaman budaya tersebut sudah tidak sesuai dengan budaya saat ini, khususnya bangsa Indonesia.Â
Dari perspektif agama yang ada di tanah air, perayaan tersebut bertentangan dengan ajaran agama, seperti yang tercantum dalam sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa.
Rujukan:
- tribunnewswiki.com
- travel.kompas.com