Pandemi COVID-19 sudah menjalar ke seluruh dunia dengan korban puluhan ribu orang, seluruh dunia panik menghadapi wabah ini. Bahkan negara maju sekalipun seperti Amerika, Spanyol, Italia, Jerman, Perancis, Inggris, Swiss kewalahan menghadapinya.Â
Karena virus ini menjalar begitu cepat tidak saja pada orang yang gejalanya kelihatan, tetapi orang yang sehat sekalipun dapat menularkan, ketika di dalamnya sudah ada virus.
Awal Maret Indonesia mulai terserang wabah COVID-19 dimulai dengan dua orang warga Depok yang positif COVId-19, kasus ODP, PDP, positif bahkan meninggal terus bertambah.Â
Sehingga Presiden Joko Widodo dan para kepada daerah menghimbau untuk belajar di rumah, bekerja dirumah dan beribadah dirumah. Sehingga banyak daerah yang memberlakukan belajar jarak jauh, Work From Home (WFH) dan beribadah di rumah dari tanggal 23 Maret sd 2 April 2020, dan memperpanjang kembali dari 4 April sd 19 April 2020.
Sebagian orang menjadi petaka, khususnya orang yang bekerja di sektor informal, buruh, pedagang kecil, industri rumahan, yang sangat bergantung pada pekerjaan mereka.Â
Dan menjadi keprihatinan bagi karyawan, walaupun masih menerima gaji, tetapi bagaimana dengan keadaan perusahaan apakah masih survive disaat krisis. Tetapi terlepas dari semua itu kita mencoba untuk mengambil hikmah dalam peristiwa wabah pandemi COVID-19 :
1. Adanya perubahan perilaku manusia yang sebelumnya egois menjadi kooperatif, mau bekerja sama untuk mengatasi virus COVID-19 yang menjadi masalah bersama.Â
Bahkan hubungan Presiden Donald Trump dan Xi Jinping mereda, mereka mau bekerja sama untuk mengatasi wabah pandemi, padahal sebelumnya mereka adu arogansi perang dagang, yang berimbas melemahnya ekonomi dunia 2019.
2. Selama kondisi normal waktu berkumpul keluarga di rumah menjadi hal yang tidak mudah karena kesibukan masing-masing anggota keluarga. Apalagi di kota besar seperti Jakarta berangkat masih gelap dan pulang sudah gelap menjadi kebiasaan yang biasa, praktis bertemunya dengan keluarga saat weekend saja.Â
Ketika WFH waktu berkumpul begitu panjang, sehingga kita dapat saling berbagi bahkan bisa beribadah bersama. Kata filosofi Jawa "mangan ra mangan kumpul" , tetapi orang kota akan mengatakan "kumpul ga kumpul yang penting ada wifi".