Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

From Science to Daily Habit: Rayakan Hari Ozon Sedunia dengan Aksi Kecil dari Rumah

15 September 2025   20:40 Diperbarui: 16 September 2025   04:38 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Apa jadinya kalau langit kita kehilangan pelindungnya? Bayangkan sinar matahari yang biasanya hangat berubah jadi ancaman karena tak ada lagi lapisan ozon yang menyaring radiasi UV. Kulit lebih cepat terbakar, risiko kanker meningkat, bahkan ekosistem laut pun terganggu.

Untungnya, bumi punya "payung alami" bernama lapisan ozon yang bekerja diam-diam menjaga kehidupan tetap aman. Tapi payung ini pernah rusak akibat ulah manusia, hingga akhirnya dunia sepakat bertindak bersama melalui Protokol Montreal.

Itulah mengapa setiap 16 September kita memperingati Hari Ozon Sedunia. Tahun 2025 ini, temanya adalah "From Science to Global Action", sebuah pengingat bahwa ilmu pengetahuan bisa jadi motor perubahan global-dan kita pun bisa ikut berkontribusi lewat aksi sehari-hari.

Sains Singkat & Belajar dari Oksigen: Hidup Itu Soal Keseimbangan

Sebagai guru kimia, saya selalu tertarik bagaimana sesuatu yang terlihat sederhana bisa menyimpan cerita besar. Ambil contoh oksigen. Kita mengenalnya sebagai gas yang membuat kita bisa bernapas, namun di balik itu oksigen juga punya "kakak kandung" yang unik, yaitu ozon. Oksigen dan ozon sama-sama terbentuk dari unsur yang sama, tapi perannya sangat berbeda.

Kalau oksigen memberi kita kehidupan lewat setiap tarikan napas, maka ozon di atmosfer justru bekerja sebagai pelindung. Ia menjaga kita dari radiasi ultraviolet berlebih yang berbahaya bagi kulit, mata, bahkan kesehatan ekosistem. 

Menariknya, ozon yang baik itu adanya di atas (stratosfer). Sebaliknya, kalau ozon terbentuk di bawah (dekat permukaan bumi), ia bisa jadi polutan yang merugikan kesehatan.

Inilah pelajaran kimia paling sederhana: semua bergantung pada keseimbangan dan tempatnya. Sama seperti oksigen-dibutuhkan tubuh, tapi kalau kadarnya tidak seimbang bisa menimbulkan kerusakan. Begitu pula ozon-sangat bermanfaat di langit atas, tapi berbahaya bila menumpuk di permukaan bumi.

Dari sini kita bisa belajar bahwa menjaga bumi itu bukan soal "menghilangkan" atau "menggandakan" sesuatu, melainkan memastikan keseimbangannya tetap terjaga. Dan keseimbangan global itu ternyata sangat dipengaruhi oleh pilihan kecil yang kita lakukan setiap hari di rumah.

Dari Global ke Rumah: Aksi Kecil yang Bisa Kita Lakukan

Kalau dunia bisa bersatu lewat Protokol Montreal untuk menyelamatkan ozon, kita pun bisa memulai versi kecilnya dari rumah. Tidak harus hal besar atau rumit, cukup dengan kebiasaan sehari-hari yang konsisten.

Beberapa contoh sederhana yang bisa kita lakukan:

  • Matikan listrik dan AC saat tidak dipakai. Menghemat energi berarti mengurangi emisi gas rumah kaca dan tekanan terhadap atmosfer.
  • Kurangi plastik sekali pakai. Bawa tumbler, tas belanja kain, atau kotak makan sendiri. Dengan begitu kita mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan bisa mencemari udara saat dibakar.
  • Pilih transportasi yang lebih ramah lingkungan. Sesekali jalan kaki, naik sepeda, atau berbagi kendaraan. Selain hemat energi, juga menyehatkan tubuh.
  • Hindari produk dengan bahan berbahaya untuk ozon. Kini banyak produk rumah tangga, kosmetik, dan pendingin ruangan yang sudah berlabel ramah ozon-pilih itu.
  • Tanam pohon atau rawat tanaman di rumah. Selain memperindah halaman, tanaman membantu menjaga kualitas udara.

Kebiasaan kecil ini sering terlihat sepele, padahal efeknya luar biasa jika dilakukan bersama-sama. Sama seperti sains yang dulu menemukan masalah penipisan ozon, aksi kecil dari miliaran orang bisa menjadi jawaban nyata bagi masa depan bumi.

***

Hari Ozon Sedunia bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat bahwa bumi pernah nyaris kehilangan "payung pelindungnya" dan berhasil bangkit karena aksi nyata bersama. Dari sains yang memberi peringatan, lahirlah kesepakatan global, hingga kini perlahan lapisan ozon menunjukkan tanda pemulihan.

Kabar baiknya, perjalanan itu belum selesai. Peran kita masih sangat dibutuhkan-dan bisa dimulai dari rumah, lewat kebiasaan sederhana yang ramah lingkungan. Hemat energi, kurangi plastik sekali pakai, gunakan transportasi bijak, hingga menanam pohon adalah langkah kecil yang bila dikumpulkan, dampaknya akan terasa besar.

Kalau dunia bisa berubah lewat Protokol Montreal, rumah kita pun bisa jadi titik awal aksi nyata. Mari rayakan Hari Ozon Sedunia dengan menjadikan kebiasaan kecil sebagai investasi besar untuk langit yang tetap biru dan bumi yang tetap sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun