Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Jangan Terlena Kenyamanan di Rumah Dinas, Segera Beli Rumah Sendiri

28 April 2024   10:58 Diperbarui: 29 April 2024   12:41 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi--beli rumah. (Unsplash/Tierra Mallorca)

Oleh: Krisanti_kazan

Hidup sebagai karyawan dengan fasilitas tempat tinggal lengkap selama bertahun-tahun, lalu saat pensiun tidak ada tabungan yang cukup untuk membeli rumah karena selama ini tidak pernah menyisihkan untuk investasi atau tabungan. Bahkan ada yang tiba-tiba terdampak pengurangan karyawan/terkena kasus, harus gigit jari menerima keputusan perusahaan untuk keluar dari pekerjaan tanpa ada dana darurat bulanan yang disisihkan. Dan berbagai kisah lain...

Selama 12 tahun, kami telah merasakan kenyamanan tinggal di rumah dinas yang disediakan oleh perusahaan perkebunan tebu tempat kami bernaung di Lampung. 

Rumah dinas 2 kamar, 1 gudang, 2 kamar mandi, perlengkapan rumah full furnished, listrik gratis, air gratis, lingkungan cluster yang aman nyaman, jaminan sosial tenaga kerja yang lengkap, sekolah gratis bagi anak karyawan dari TK-SMA/SMK, dan beasiswa kuliah. 

Betapa nyaman dan bisa menjadi melenakan kalau kami tidak memiliki rencana keuangan jangka panjang jikalau tiba-tiba harus resign atau amit-amitnya misal diberhentikan perusahaan. Namun, dibalik kenyamanan itu, terpendam keinginan yang semakin besar untuk memiliki rumah tinggal tetap.

Di awal menikah, kami memutuskan mencicil selama 10 tahun rumah bekas huni di tempat asal suami, Kota Serang. Posisi kami bekerja di Lampung dan rumah di Serang, tetapi lambat laun rumah seluas 200m2 tersebut tidak terawat dengan baik dan tidak ada yang menempati. 

Di tahun ke-4, kami mulai menjalani pernikahan jarak jauh, suami diterima PNS di Serang dan lanjut mendapat beasiswa kuliah S2 di IPB Bogor selama 2 tahun sedangkan saya dan anak masih menetap di rumah dinas Lampung. Walhasil rumah semakin rusak parah dan membuat kami membuat rencana ulang.

Singkat cerita, saat itu kami mulai mempelajari tentang riba dan memutuskan melunasi sisa utang cicilan rumah dengan menguras tabungan dan menjadikan rumah dengan kondisi rusak tersebut sebagai investasi lahan jangka panjang. Suami yang bekerja di Serang akhirnya kost di lokasi dekat kantor karena tidak memiliki rumah yang layak huni.

Perjalanan pernikahan kami di tahun ke-12 akhirnya membuat kami berpikir ulang. Di mana kami akan tinggal jika saya memutuskan resign? Mengontrak rumah atau merenovasi rumah lama kami yang rusak parah tersebut? 

Biaya renovasi rumah dengan lahan 200m2 tidaklah murah dan tabungan kami saat itu belum cukup. Perjalanan 2 tahun mencari bank dengan sistem pembayaran yang sesuai keyakinan kami juga belum berhasil didapatkan karena setelah mempelajari sistemnya, ada saja celah yang membuat kami merasa tidak nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun