Hi, everyone.
Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.
Sabtu lalu mimin sudah mengajak kalian ke Bogor. Memeriahkan ulang tahun kota hujan yang ke -540, Komunitas Traveler Kompasiana mengundang Kepala Bidang Pariwisata, Ara Wiraswara untuk membeberkan keindahan kota Bogor. Bagai telor ceplok, Bogor menjadi kuning telor di antara kabupaten Bogor, putih telornya.Â
Daerah yang kecil tapi memiliki keunggulan 4 potensi wisata, yakni wisata unggulan, kuliner, budaya, dan kampung wisata. Kebun Raya Bogor tentu bukan wisata yang asing bagi sebagian besar orang Indonesia, termasuk Tugu Kunjang, Istana Bogor, dan Surken.Â
Wisata kuliner sebagai penyumbang pendapatan daerah diambil dari cafe, restoran, dan kedai yang menawarkan obat lapar dan dahaga di daerah yang berhawa dingin itu.Â
Sedangkan Cap Gomeh, lomba lari, dan lomba sepeda merupakan atraksi wisata budaya dan olahraga. Wali Kota Bogor mulai merintis pengembangan perkampungan wisata seperti di Ciharashas, Labirin, Durian, dan Batik Cibuluh.
Nah, teman-teman yang berminat untuk melewati Bogor dan hendak mampir ke tempat wisatanya, lihatlah kalender event secara rutin. Coba, deh bayangkan kalau kalian datang dan melihat event lomba panjat durian. Seru, pasti ya? Tahu sendiri untuk memanjat pohon durian tidak semudah memanjat Bonsai. Jangan lupa, pulangnya bawa oleh-oleh, produk olahan dari durian.Â
Kang Ara yang ternyata adalah pasien kedua Corona di Bogor, memaparkan bagaimana bagian pariwisata meningkatkan wisata daerah yang ada melalui kerja sama dengan ASITA dalam Bogor tour edukasi, lomba tiktok dan Reels.Â
Grab juga digaet untuk memaksimalkan transportasi ke kampung wisata. Ini pasti semakin bikin semangat karena pulang pergi gampang. Catat ya, di bulan Juli ada panen raya, yang artinya, ada acara heboh!
Turis asing yang biasanya dari Belanda dan Inggris, negara yang memiliki ikatan sejarah hingga mendatangkan mereka yang ingin napak tilas leluhurnya, sebagai penyumbang 10% pemasukan wisata.Â