Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Offline Artikel Utama

Yuk, Simak Kesan Dokter Gigi Jerman tentang Indonesia di Kotekatalk 64

1 Desember 2021   21:10 Diperbarui: 2 Desember 2021   06:00 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia memang indah! (Dok.Koteka)

Hallo, everyone. Apa kabar?

Tetap sehat dan bahagia, walau omikrom mulai bikin deg-degan. Acara pandemi diperpanjang, nih.

Bagusnya, ada Kotekatalk yang setia membawa kalian semua keliling dunia. Dukung kami, ya "Lawan Corona Pakai Konten."

Sabtu lalu Komunitas Traveler Kompasiana bekerja sama dengan jurusan Keperawatan Poltekkes Semarang telah menggagas perbincangan dengan KBRI Kopenhagen, di mana dubes LBBP RI H.E. Dewi Savitri Wahab memberikan informasi dan wawasan tentang situasi pandemi di Denmark dan sekilas Denmark. Terima kasih dan bangga pada beliau.

Ibu dubes mengatakan bahwa sudah lebih dari 70% penduduknya divaksin. Sedangkan jumlah WNI yang terpapar ada 12, namun tidak ada satupun yang meninggal atau sampai dipulangkan. 

Bantuan dari KBRI sendiri seperti sembako telah diberikan. Sedangkan dari pemerintah kerajaan Denmark, ada bantuan khusus bagi penduduk lokal.

Denmark termasuk negara yang bagus sistem pendidikannya. Mereka menyelenggarakan proses belajar-mengajar tak hanya di dalam kelas tapi juga di luar kelas. Mengasyikkan sekali. 

Semoga ini menjadi wacana baik bagi negeri kita, yang memiliki aset generasi muda yang besar. Ke depan, semoga semakin banyak generasi kita yang mendapatkan beasiswa di sana. Untuk saat ini izin masuk wisata ke Denmark masih ditutup. 

Selama ini telah ada program beasiswa LPDP untuk Indonesia dan Darmasiswa untuk warga Denmark ke Indonesia. 

Semoga ke depan akan semakin banyak program pertukaran yang dirintis. Karena Poltekes adalah akademi yang menelorkan perawat, diharapkan akan ada celah untuk mengantarkan perawat Indonesia ke Denmark atau mendapatkan kesempatan belajar gratis, yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Hanya saja, mantan wartawan "Jakarta Post" itu berpesan bahwa bagi yang sedang belajar, sebaiknya diselesaikan dulu. 

Takutnya, seperti pengalaman ibu dubes yang 8 tahun kuliah baru selesai, dikarenakan keenakan mencari uang, lupa menyelesaikan kuliah. Padahal waktu yang terbuang itu bisa digunakan untuk banyak hal. 

Baiklah, dari Denmark, kami ajak kalian semua ke Jerman. Ada Isabel Weiss, dokter gigi cantik yang tinggal di Jerman Selatan. Ia pernah mengunjungi Indonesia. 

Pengen tahu, dong apa kata dia tentang Indonesia, tentang orang Indonesia atau kesehatan gigi orang Indonesia. Iyyyy banyak yang bolong.

Di Jerman, kesehatan gigi itu nomor satu. Tahu sendiri, dokter gigi itu mahal. Misalnya daripada pasang gigi palsu atau  pasang kawat gigi bisa beli mobil. Bisa jalan-jalan. Sebaiknya perawatan gigi menjadi poin dalam hidup kita. 

Makan dan minum yang tidak mengancam kesehatan gigi dan tentu, rajin periksa, walau tidak sakit gigi. Ini budaya yang sudah lestari di Jerman, periksa setahun sekali dan 6 bulan sekali bersih gigi. 

Oh, ya, Isabel ini juga suka adventure. Pernah setahun ia tinggal di New Zealand untuk belajar dan bekerja. Dan tentunya, keliling dunia seperti di Indonesia. Banyak warna-warni kehidupan yang membuat gadis ramah ini semakin menikmati hidup, walau masih jomblo. 

Apa saja pengalaman yang menarik dari Isabel selama di Indonesia? Di pulau atau kota mana saja yang sudah ia jelajahi? Selama di sana makan durian nggak, ya? Mengingat durian disebut sebagai buah busuk bagi kebanyakan orang Jerman. 

Apakah ia akan kembali lagi ke Indonesia suatu hari nanti? Apa yang sudah ia ceritakan pada keluarga dan teman-teman serta kenalannya tentang negara kita? Seindah apa Indonesia di matanya? Keindahan apa yang tidak bisa ditukar oleh Jerman?

Baik, untuk tahu jawabannya, jangan lewatkan perbincangan yang akan dipandu Ony Jamhari pada:

  • Hari/Tanggal: Sabtu, 4 Desember 2021
  • Pukul: 16.00 WIB Jakarta atau 10 CET Berlin
  • Pendaftaran free: bit.ly/kotekatalk64
  • Hadiah: kartu pos

Segera daftar, ya. Jumpa Sabtu. (GS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Offline Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun