Mohon tunggu...
Kornelius Ginting
Kornelius Ginting Mohon Tunggu... Administrasi - Lelaki Biasa

-”Scripta manet verba volant”. https://www.korneliusginting.web.id/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Harapan terhadap Film Karya Anak Bangsa Sendiri

12 Agustus 2019   22:52 Diperbarui: 12 Agustus 2019   23:14 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.themoviedb.org

Saya termasuk yang optimis, mengapa demikian, pasti sebagian dari kalian akan bertanya seperti itu bukan?

Jawabannya sederhana, zaman berganti, selera masyarakat film akan terus tumbuh dan berkembang, dunia teknologi dan industri perfilman sendiri pun akan bergerak maju. Naif rasanya jika hanya mengambil sampel beberapa film dan menyimpulkan bahwa lebih baik zaman dahulu ketimbang saat ini. 

Saya sederhanakan maksud teman yang sepakat dengan pendapat Wikipedia, bahwa industri film pada saat dulu, bahwasannya ada pesan yang berhasil ia tangkap, seperti film Sherina, ringan, menghibur dan pesannya mudah untuk diserap. Tapi tetap saja ada kekosongan ketika masuk era 90 an, film bertema dewasa merebak.

Oke, saya ambil contoh film yang beberapa tahun lalu yang pesannya juga ringan, Sabtu bersama bapak, kalau ga salah film ini hadir pada tahun 2016, di blog saya simpulkan secara keseluruhan Sabtu bersama bapak mengaduk perasaan yang menyaksikannya. Tau dari mana? Saya mendengar langsung dari isak penonton sebelah saya, terlebih ketika adegan sang ibu yang hendak dioperasi. Tapi tenang, film Sabtu bersama bapak ada adegan menghiburnya juga, ketika tokoh Wati hadir dengan kelakuan yang ga jelas tapi menghibur.

Loh tapi itu film tahun 2016, mungkin sebagian akan berujar seperti itu? Ok, saya ajak kalian menikmati kelucuan preman pensiun, film ini mucul awal tahun 2019, pemeran utamanya Epi Kusnandar ia memainkan sosok Kang Mus, total abis, bahkan kalau kalian beruntung hadir di presconnya, Kang Epi sendiri tetap total berakting sebagai Kang Mus.

foto pribadi
foto pribadi
Ceritanya pun ringan, di film Preman Pensiun, sebagai pensiuan preman Kang Mus selalu teringat pesan kang Bahar, bisnis yang akan kita jalankan adalah bisnis yang tidak baik. Pesan ini yang coba diangkat sang sutradara Aris Nugraha, ia mencoba memberikan tontonan yang sekaligus tuntunan. Karena kang Mus sendir sudah berhasil keluar dari sisi gelapnya preman.

Atau kalau mau film yang lebih sederhana lagi dan tetap ringan, coba saksikan Keluarga Cemara. Ada cerita manis dan pesan positif yang diberikan, baik sisi leadership si abah itu sendiri atau sisi tegar dan tangguh yang coba diceritakan emak, atau ada juga manisnya persaudaraan kakak beradik (Ara  an Euis) dan hangatnya pertemanan (Denis, Rindu, Ima dan lainnya). Keluarga Cemara juga menyajikan rasa yang komplit ada jengkel, kesal, marah hingga sedih. 

Selalu disetiap akhir tulisan selalu saya coba ajak pembaca tulisan untuk menikmati langsung film bersama keluarga besar mereka.

Beberapa kali dapat kesempatan nobar, ketika berkesan dan berbekas sepengamatan saya. Minimal akan ajak ulang pasangan untuk menyaksikan kembali ataupun mencoba mengajak keluarga besar untuk nobar kembali.

https://www.themoviedb.org
https://www.themoviedb.org
Tentang Perfilman Indonesia

Pada dasarnya saya akan selalu mendukung maju perfilman Indonesia, sebab kalau bukan kita yang mendukung siapa, kalau bukan sekarang, kapan lagi (gitu kata beberapa pengamat sineas) dan saya aminkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun