Mohon tunggu...
Kompasiana Watch
Kompasiana Watch Mohon Tunggu... profesional -

Watching, Shooting

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Verifikasi Akun ala Kompasiana Tidak Efektif

9 Oktober 2015   19:50 Diperbarui: 9 Oktober 2015   20:14 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah artikel saya yang kedua kalinya dengan topik yang sama, setelah setahun lalu saya sudah sampaikan dalam satu artikel berjudul "Verifikasi Akun Kompasiana: Sejauh Mana Efektifitasnya?" bisa dibaca disini

Dalam artikel tersebut sudah saya jelaskan, apa resikonya bila Kompasiana tidak melakukan perubahan mekanisme dalam melakukan verifikasi akun secara benar.

Entah kenapa, pihak Kompasiana tidak merespon dengan baik. Apakah artikel tersebut tidak sempat terbaca, atau malah mungkin admin menganggap saya hanya sekadar membual saja.

Tapi apa yang terjadi sekarang? Terbukti bukan? Bahwa resiko apa yang saya tulis, benar-benar menjadi kenyataan. Oleh sebab itu, saya hanya bisa menghimbau kepada pihak Kompasiana, untuk lebih terbuka terhadap kritik dan saran. Admin diharapkan dapat membaca dengan teliti semua artikel yang ditayangkan, dan bila perlu ditelaah dengan baik sebagai masukan untuk perbaikan. Apalagi jelas-jelas saya menyoroti sebuah kelemahan yang nyata pada sebuah fitur yang digunakan oleh Kompasiana sendiri.

Verifikasi akun memang sangat perlu dilakukan, apalagi di dalam era keterbukaan dan euphoria kebebasan berpendapat seperti sekarang ini. Akun yang terverifikasi sesungguhnya mencerminkan tanggung jawab dari pemilik akun atas artikel yang ditulisnya. Sebuah akun yang terverifikasi, seharusnya berarti bahwa pemilik akun tersebut adalah benar-benar terjamin keberadaannya.

Bila mekanisme verifikasi akun sebagaimana yang sedang digunakan Kompasiana seperti saat ini, maka bukan hal yang aneh, bila sampai muncul kasus pada akun Pakde Kartono, yang ditengarai adalah milik terpidana korupsi Gayus Tambunan. Dan tunggu saja, tentu akan terjadi lagi kasus yang sama atau mungkin akan lebih menghebohkan lagi, gara-gara mekanisme verifikasi yang sangat lemah dan mengandung resiko terjadinya rekayasa atau fiktip.


Lalu bila sudah terlanjur terjadi kasus seperti pada akun Pakde Kartono bagaimana? Apa yang bisa dilakukan oleh pihak Kompasiana menanggapi kasus ini? Apakah masih diam saja? Membiarkan atau mungkin bingung mau berbuat apa ?

Mungkin ada yang lebih tidak nyaman lagi adalah apabila pihak Kompasiana di minta pertanggungjawaban atau setidaknya menjelaskan, mengapa bisa terjadi kasus Pakde Kartono, sedangkan jelas-jelas akun Pakde Kartono telah diberi label "Terverifikasi" ? 

Oleh sebab itu, ini adalah sebuah momentum penting bagi Kompasiana, agar kedepan janganlah bersikap apatis terhadap semua masukan atau saran dari semua pihak, atau terkesan sombong dan merasa paling hebat dan paling besar. Jangan meremehkan apapun saran dari para kompasianer, yang bertujuan konstruktif. Hargailah mereka yang telah menyumbangkan saran atau pemikiran sebagai wujud dedikasinya terhadap eksistensi Kompasiana sendiri.

Di dalam masalah ini. saya bukannya ingin sekadar menunjuk-nunjuk Kompasiana sebagai satu-satunya pihak yang bertanggungjawab, namun saya juga punya solusi untuk memperbaiki kelemahan yang ada.

Verifikasi Akun seharusnya benar-benar diantisipasi untuk menekan kemungkinan terjadinya rekayasa atau fiktip. Bukti identitas diri yang masih berlaku, walau hanya berupa scan yang diunggah, itupun sebagai salah satu yang penting untuk dipersyaratkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun