Bagaimana caramu memberikan kritik terhadap sesuatu atau seseorang? Apakah yang kamu sampaikan itu benar hanya sekadar kritik atau sudah tergolong hate speech atau ujaran kebencian?
Untuk mengetahui batasan antara kritik dan hate speech juga alasan mengapa seseorang melakukannya, semua diulas tuntas dalam program Kata Netizen yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (01/03/2021).
Ada tiga narasumber yang terlibat dalam diskusi kali ini, yaitu pegiat literasi Maman Suherman selebriti sekaligus aktivis perempuan Melanie Subono, Kompasianer Jeniffer Gracellia.
Sebagai seorang aktivis sekaligus selebritis, Melanie Subono kerap mendapatkan kritik bahkan hate speech di media sosialnya.
Dikatakan Melanie, selama itu hanya sebatas kritik ia tidak akan mempermasalahkannya. Karena baginya itu merupakan hak setiap orang untuk menyampaikan kritik.
"Buat gue, kalau itu cuma kritik, sih, fine. Tapi kalau sudah menggunakan kata-kata kasar, kotor, apalagi seksis, itu baru masalah," jelasnya.
Melanie menambahkan orang Indonesia masih bergantung dan menganggap penting pendapat orang lain.
"Sayangnya, kita hidup di negara yang penting banget apa kata orang lain," katanya.
Sementara itu Maman Suherman menjelaskan alasan mengapa banyak orang yang berani melakukan hate speech di media sosial. Menurutnya literasi masyarakat Indonesa masih tendah.
"Literasi kita dahsyat rendahnya. Nomor 60 dari 61 negara di dunia. Tapi, Indonesia negara nomor 5 paling cerewet di media sosial," ungkapnya.
Maman juga mengatakan bahwa masyarakat milenial zaman sekarang merasa dirinya ada karena pendapat orang lain.