Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Populer dalam Sepekan: Wacana Pemberlakuan "New Normal" hingga Anak dan Gawainya

31 Mei 2020   05:56 Diperbarui: 31 Mei 2020   09:16 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi new normal. Orang-orang mulai kembali bekerja di kantor. (SHUTTERSTOCK/INTERSTID)

Mungkin ada yang luput dari perhatian kita dalam perayaan Lebaran kali ini, yakni ketika keluarga Megawati Soekarnoputri mengenakan kain songke ketika hari lebaran.

Hal tersebut diunggah oleh Ketua DPR-RI, Puan Maharani lewat akun Instagram miliknya.

Ini menjadi menarik ketika Kompasianer Reba GT melihat bahwa kain songke yang dikenakan hadir sebagai gagasan dialogis yang indah, kaya akan makna dan memukau.

"Kain tenun songke merupakan salah satu penanda karakteristik dan identitas orang Manggarai. Keberadaanya sangat integral dengan kehidupan," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Mendobrak Kiblat Bisnis Perawat di Tengah Corona

Perubahan business mindset, menurut Kompasianer Ridha Afzal, di tengah wabah Covid-19 ini sungguh masif.

Akan tetepi, secara umum dunia pendidikan keperawatan tergolong terlambat menjemput fenomena bisnis. Secara umum, sekali lagi lanjutnya, perawat tidak diajar bagaimana berbisnis.

Keresahan tersebut ia tulis tentang bagaimana lulusan perawat rata-rata dididik untuk langsung bisa kerja di RS, klinik, atau balai kesehatan.

"(Oleh karena itu) Profesi keperawatan sangat merasakan makna bisnis ini setelah adanya corona. Betapa penting makna ide dan kreativitas dalam bisnis," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Anak Main Gawai, "Memang Gue Pikirin!"

Pada era kekinian, gawai jadi satu "teman baru" bagi anak-anak kita. Mereka seperti tidak bisa terpisahkan oleh anak-anak, terlebih, ketika banyak kegiatan yang dilakukan hanya di rumah.

Lantas, bagaimaan orangtua bisa mengontrol kebiasaan anak-anak bisa terus-menerus, bahkan lebih akrab dengan gawainya daripada orangtua?

Kompasianer Imanuel Tri berpendapat, anak lebih banyak meniru perilaku yang ada lingkungan. Lingkungan inilah, lanjutnya, guru paling efektif bagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun