Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

[Populer dalam Sepekan] Gonjang-ganjing Urusan Lobster | Menjajal Tol Japek II | Trump dan Demokrasi di Amerika Serikat

22 Desember 2019   17:04 Diperbarui: 22 Desember 2019   19:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajar, sedang menangkap lobter hasil budidaya di karamba miliknya yang berada di kawasan pantai Ulele, Banda Aceh, Jumat (26/1/2018). Lobster jenis mutiara, batu, dan bambu ini dijual ke sejumlah rumah makan dan restoran, baik yang ada di Aceh maupun di luar daerah dengan harga sekitar Rp 400.000 per kilogram.(Foto: KOMPAS.COM / RAJA UMAR)

Tol yang panjangnya sekitar 38 KM itu, tulisnya, tidak menyediakan rest area, juga hanya bisa dilintasi dua jalur mobil. Memang sangat riskan kalau terjadi mogok di jalan.

Apalagi lebih-kurang butuh 48 menit dengan kecepatan rerata 80 KM/jam melintasi tol, ia keluar di ruas tol arah cawang.

Atas percobaan itu, Kompasianer Aji Najiullah Thaib memberi beberapa catatan, seperti jalan yang dilalui belumlah terasa smooth seperti jalan tol pada umumnya. Kasarnya lapisan aspal masih sangat terasa, sehingga sangat mengganggu kenyamanan. (Baca selengkapnya)

3. Harga Demokrasi di Amerika Serikat, Akhirnya Presiden Dimakzulkan

"Siapa bilang bahwa demokrasi itu murah?" tulis Kompasianer Yupiter Gulo dalam membuka opininya mengenai rencana DPR Amerika Serikat untuk memakdzulkan Presiden Donald Trump.

Ini pula, lanjut Kompasianer Yupiter Gulo mencontohkan, prinsip demokrasi berada dalam sebuah dinamika keseimbangan yang memiliki gelombang yang sama.

"Pentingnya demokrasi dijunjung tinggi itu menjadi jauh lebih penting bagi sebuah negara yang memiliki peran besar dan penting," lanjutnya.

Namun, terlepas dari pertimbangan politik, sejarah tetap akan mencatat tentang alasan utama mengapa seseorang presiden dimakzulkan. (Baca selengkapnya)

4. Gurumu Garang? Selamat, Sekolahmu Sudah Beruntung

Akan selalu ada guru yang tampak garang dalam kegiatan-mengajar di kelas. Dan biasanya, peserta didik akan takut terhadap guru yang seperti itu.

Namun, berbeda dengan pandangan Kompasianer Ozy Alandika, guru yang garang tersebut, baginya, semakin banyak guru melarang maka semakin sayang guru itu.

"Walau kadang kesannya terlalu garang bahkan bengis, tetap saja dibalik semua itu ada ketakutan dan kekhawatiran yang besar di hati guru," lanjutnya.

Tetapi, bagaimana jika sampai ada luka secara fisik? (Baca selengkapnya)

5. ASN Tidak Boleh Jemput Anak di Jam Kerja, Serius?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun