Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

[Populer dalam Sepekan] Fenomena Buzzer Politik | Bicara Keadilan HAM | Kopi Asin?

13 Oktober 2019   23:59 Diperbarui: 14 Oktober 2019   02:35 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Sumber: Kompas)

Pegiat media sosial yang juga relawan Joko Widodo saat pilpres, Ninoy Karundeng, mengalami penganiayaan ketika terjadi unjuk rasa di Jakarta pada Senin, 30 September 2019.

Menurut Kompasianer Ajinatha, tidak sedikit pun suara aktivis HAM yang memberi perhatian terhadap kasus ini.

"Bicara Hak Asasi Manusia (HAM), adalah bicara tentang Kemanusiaan, bicara tentang kemanusiaan, adalah membicarakan sebuah persoalan tanpa sekat SARA, maupun strata sosial," tulis Kompasianer Ajinatha.

Lebih lanjut, titik fokus para penggiat HAM bukanlah cuma terhadap rezim berkuasa. Siapapun yang melanggar kemanusiaan, tegasnya, harus tetap menjadi perhatian dan harus digugat. (Baca selengkapnya)

3. Beginilah Proses Pernyortiran Pakaian Bekas di Korea

Fesyen menjadi satu di antara banyak faktor yang dipengaruhi oleh meledaknya budaya K-Pop.

Efeknya, tidak jarang sebagai penikmat karya-karya asal negeri gingseng tersebut bahkan rela membeli pakaian bekas yang langsung diimpor dari sana.

Sedangkan di Korea Selatan sendiri, ternyata banyak tersedianya box uilyu sugeoham yang berfungsi menampung pakaian-pakaian bekas.

"Selanjutnya pakaian dan sepatu bekas tersebut akan dibawa ke pengolahan, yaitu berupa gudang yang modern," tulis Kompasianer Syasya.

Barulah di gudag tersebut, lanjutnya, dicek mana pakaian yang bagus dan layak pakai. (Baca selengkapnya)

4. Daripada Kopi Susu, Sekalian Saja Minum Kopi Asin

Ternyata tren dan fenomena es kopi susu kekinian ini cukup pesat. Perkembagannya cukup pesat, baik penikmat dan orang-orang yang mulai berbisnis di industri ini.

Tapi, sayangnya tren tesebut justru menimbulkan diskriminasi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun