Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Populer dalam Sepekan | Jabatan Fungsional TNI | Pekerjaan Rumah Jokowi-Ma'ruf

9 Juli 2019   11:45 Diperbarui: 10 Juli 2019   17:58 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo ketika menemui prajurit Kopassus di Mako Kopassus Cijantung, Kamis (10/11/2016) (Fabian Januarius Kuwado/KOMPAS.com)

Menurut Kompasianer Diaz Rosano, paling tidak ada 5 pekerjaan rumah bagi Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang mesti segera dituntaskan.

Satu di antaranya adalah penanganan kasus-kasus hukum dan HAM.

"Tunggakan berbagai kasus hukum dan HAM seolah membebani punggung presiden saat ini dan lima tahun mendatang," tulis Kompasianer Diaz Rosano.

Lalu, lanjutnya, carut-marutn lembaga pemasyarakatan, khususnya untuk terpidana kasus korupsi dan narkoba perlu mendapat perhatian khusus. (Baca selengkapnya)

3. Ancaman Obesitas dan Kecemburuan di Koalisi Jokowi

Yang perlu dipertimbangkan oleh Joko Widodo-Ma'ruf Amin adalah menyiapkan skema politik yang tepat berkaitan dengan koalisi di dalam pemerintahan ke depan.

Setidaknya ada 3 paket koalisi yang ramai diperbincangkan, yaitu koalisi mini (minority coalition), koalisi ramping (minimal winning coalition) dan koalisi maksi (overzised coalition).

Sedangkan jika terjadi koaliasi yang kegemukan, menurut Kompasianer Arnold Adoe, akan membuat sulit bergerak membuat  terkesan lamban dalam gerak komunikasi maupun aplikasi.

"Selain tentunya, mimpi terbentuknya zaken kabinet, hanya akan berada dalam tataran mimpi," lanjutnya (Baca selengkapnya)

4. Dilema Strategi Bisnis Swalayan

Penutupan beberapa gerai Giant Supermarket, dalam pandangan Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang, bisa ditafsirkan bahwa betapa rapuhnya kelompok usaha menghadapi gempuran perdagangan secara online.

Bisnis pasar swalayan sudah dari dulu mengalami kejatuhan yang menimpa pemain lama.

Pernyataannya kemudian, apakah gerai-gerai konvensional akan betul-betul lenyap semuanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun