[caption caption="Tim Indonesia"][/caption]Singapura - Menurunkan lebih dari 20 tim dari beberapa universitas membuat peluang Indonesia menjadi lebih besar untuk menjuarai Shell Eco-marathon 2017 yang dihelat di Singapura. Tercatat ada lima tim yang masuk dalam sepuluh besar kelas Urban Concept dan empat di antaranya menempati posisi teratas klasemen sementara.
Posisi pertama ditempati tim dari Universitas Sebelas Maret, disusul oleh tim dari ITB, UGM dan Universitaa Diponegoro. Tim tim dari Indonesia memang menunjukkan rasa optimistis mereka dalam gelaran ini. Al Badri, Manager Tim Bumi Siliwangi 1 dari Universitas Pendidikan Indonesia yang mengikuti kelas bahan bakar listrik menyatakan mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankan gelar juara tahun lalu.
"Kami sudah melakukan perombakan total, mulai dari material mobil itu sendiri yang dibuat lebih ringan hingga peralatan peralatan kecil lainnya," ujar Badri saat ditemui tim Kompasiana.
"Insya Allah optimis," lanjutnya.
Indonesia menjadi tim yang terbanyak dalam ajang ini yaitu dengan menurunkan sebanyak 26 tim dari 19 universitas di Indonesia.
"Memang paling banyak mengirimkan timnya di Shell Eco Marathon dibandingkan 123 negara lain," ujar GM External Relation PT Shell Indonesia Haviez Gautama di Changi Exibition Singapura, kepada tim Kompasiana.
Dalam acara tahunan ini setiap perguruan tinggi hanya diperbolehkan mengirimkan dua mobil, baik di Urban Concept maupun di kelas Prototype.
Haviez kemudian mengatakan bahwa dari hasil inspeksi teknis, beberapa tim dinyatakan tidak lolos karena beberapa faktor. Namun setiap tim diberikan kesempatan untuk memperbaiki masalah ini.
Sebanyak 126 peserta dari 19 negara yang ikut Shell Eco Marathon (SEM) 2017 di Changi Exibition Singapura wajib ikuti 10 tahap tes atau technical inspection yang dilakukan panitia sebelum berlomba. Jika 1 dari 10 tes tidak berhasil dilalui, dipastikan peserta tidak akan bisa mengikuti race.
Seluruh technical inspection ini wajib dilalui di antaranya, pengecekan rem, emisi hingga safety inspection.
Dari data panitia terlihat hanya Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yang hanya menyelesaikan 9 dari 10 pengetesan, sisanya sudah menyelesaikan.
Gelaran kompetisi merakit kendaraan hemat energi Shell Eco-marathon di Singapura diharapkan jadi pintu masuk bagi mahasiswa Indonesia untuk membuktikan kualitasnya.
(Yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H