Kriteria ideal penerima bantuan adalah petani penangkar, namun di Kalteng jumlah penangkar sangat terbatas dan sulit dibentuk. Pemilihan poktan berbadan hukum juga sulit diterapkan di wilayah ini. Varietas Inpari 32 dinilai kurang sesuai, karena petani memiliki varietas lokal seperti Siamepang. Mereka juga menilai perlu adanya lumbung benih di setiap provinsi untuk memperkuat distribusi. Saat ini, tidak ditemukan adanya bantuan untuk penyerapan benih hasil produksi di provinsi ini.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa meskipun SiPEKA BENIH memiliki potensi besar untuk memperkuat kemandirian benih nasional, keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur, koordinasi antar pemangku kepentingan, dan kapasitas sumber daya manusia di lapangan.
SiPEKA BENIH tidak hanya menghasilkan benih, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kebersamaan di kalangan petani. Di tangan mereka, kemandirian bukan lagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang sedang tumbuh di sawah-sawah Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI