Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sulit Memiliki Anak Bukanlah Sebuah Aib

18 Oktober 2016   18:39 Diperbarui: 19 Oktober 2016   11:00 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: shutterstock

Memiliki seorang anak adalah karunia terindah bagi mereka yang sudah menikah. Namun, kebahagiaan menikah itu tetap akan terasa kurang lengkap jika sudah bertahun-tahun membina rumah tangga tetapi belum kunjung dikaruniai buah hati. Padahal mereka telah mengusahakan berbagai cara agar segera hamil, dari mulai ke dokter, pengobatan alternatif, sampai mengadopsi anak. Konsultasi sana-sini pun tak luput dari kegigihan usaha mereka.

Pasangan suami-istri yang sedang berusaha agar cepat mempunyai anak biasanya akan memeriksakan diri mereka sampai ke tes laboratorium. Mereka mencari tahu apakah ada masalah dalam diri mereka seperti kemandulan atau hal lain sehingga nantinya bisa menemukan jalan keluar untuk segera memiliki anak. Namun, apabila hal yang membuat kehamilan mereka tertunda bukan karena kemandulan, bisakah ada penyebab lainnya?

Penyebab seseorang tak kunjung hamil menurut Kompasianer Lina Achien salah satunya adalah Sindroma Hughes. Apabila sang suami-istri tidak mempunyai masalah kesuburan dan kandungan serta masalah lain, bisa jadi mereka mengalami "sindrom darah kental" atau sindroma antiphospolipid ini.

Pada kelainan ini, ada suatu antibodi yang seharusnya melindungi tubuh, tapi karena kerjanya tidak normal, justru merusak tubuh sendiri. Pasien dengan Sindroma Hughes, pembuluh darahnya cenderung untuk dapat membeku secara spontan.

Penderita sindrom ini kadang datang berobat dengan keluhan sakit kepala, nyeri dada bahkan bisa menimbulkan tuli atau buta mendadak, stroke dan lain-lain tergantung di mana lokasi terjadinya pembekuan darah. Namun, sering juga mereka datang tanpa keluhan yang serius, sehingga kelainan ini tidak disadari.

Pada wanita hamil, sindrom ini menyebabkan abortus berulang karena terjadi gangguan aliran darah ke janin. Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum usia janin mencapai 28 bulan. Sindroma ini yang menyebabkan wanita sulit hamil.


Lina melanjutkan bahwa melakukan tes laboratorium sangat dianjurkan untuk setiap wanita yang memang sudah lama mengharapkan kehadiran anak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah mereka terkena Sindroma Hughes atau tidak.

Jika positif mengidap, terapi yang harus dilakukan tidaklah sulit sehingga kunjung akan dikaruniai seorang anak. Kemudian Lina bercerita tentang pengalaman ketiga temannya yang juga menderita sindrom ini dan pada akhirnya mereka bisa sembuh serta mempunyai anak setelah dilakukan terapi rutin.

Namun, tidak selalu penyebab tak kunjung hamil adalah kondisi fisik yang tidak sehat. Selain itu, bisa jadi ini disebabkan oleh kondisi psikis. Mereka atau biasanya sang istri, lebih merasa tertekan dan stres karena terus menerus ditanya oleh orang-orang, "Kapan punya anak? kenapa belum punya anak?" sampai muncul berbagai prasangka dari orang sekitar.

Biasanya sang suami tidak terlalu menganggap itu masalah besar, tetapi perasaan wanita tidak pernah bisa berbohong. Mereka sangat sensitif dan mudah terguncang. Apabila sudah seperti ini, bagaimana program kehamilan yang sedang dijalankan bisa berjalan lancar? Karena program hamil seharusnya dijalankan selaras oleh dua orang yang ingin memiliki anak, bukan hanya satu dan satu yang lain tertekan (sumber).

Jika sudah begini, kondisi psikis harus diperbaiki dari kedua belah pihak, bukan hanya sang suami atau istri saja. Mereka harus saling bekerjasama dalam menguatkan satu sama lain, dan harus bisa yakin bahwa ujian ini mampu mereka lewati bersama-sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun