Game Changer lahir dari keresahan. Gerakan yang tumbuh dari keyakinan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil.
Kompasiana mengajak siapa pun untuk tak hanya meramaikan, tapi ikut beraksi. Dalam bentuk konten, kolaborasi komunitas, hingga aksi nyata, Game Changer membuka ruang bagi Kompasianer dan masyarakat untuk bersuara, bergerak, dan berjejaring.
Sesuai namanya, Game Changer adalah sosok, kelompok, dan orang-orang yang percaya bahwa agenda keberlanjutan (SDGs) dimulai dari tindakan paling sederhana---lalu ditularkan secara kolektif.
Edisi Pertama: #SemuaBisaBelajarÂ
Game Changer edisi perdana mengangkat isu aksesbilitas pendidikan lewat #SemuaBisaBelajar, berkolaborasi dengan Kompasianer Dayu Rifanto---pemerhati pendidikan inklusif sekaligus inisiator gerakan literasi Buku untuk Papua.
Bagi Dayu, pendidikan bukan privilese. Pendidikan seharusnya menjadi hak yang dengan mudah diakses setiap anak, di mana pun mereka berada.Â
Bersama sang istri, Dayu mendirikan Taman Baca Pinjam Pustaka di Sorong, Papua, sejak 2021. Dari ruang kecil itu, Dayu dan kawan-kawan melawan keterbatasan akses.Â
(Baca selengkapnya di sini:Â Dayu Rifanto, Jendela Buku bagi Anak-anak)
Gerakan Dayu perlu diperluas, diperkuat, dan disebarkan. Oleh karena itu, Kompasiana mengajak semua orang untuk mendukung Taman Baca melalui donasi.
Berkat kontribusi Kompasianer dan komunitas, sekitar 600 buku dan donasi senilai Rp3.206.000 telah disalurkan ke Sorong. Gerakan ini turut melibatkan JNE, Komunitas Cak Kaji, Kompasianer Palembang dan Makassar, serta berbagai komunitas literasi seperti Taman Literasi Jakarta, Buku Bekas Gratis, Litara Foundation, Indo Book Party, hingga AIESEC.