Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Program Artikel Utama

Merenungi Dilema Kebebasan Berpendapat di Ruang Digital bersama Damar Juniarto

4 Februari 2023   20:06 Diperbarui: 6 Februari 2023   01:51 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca Damar Juniarto lewat The Series: Ancaman Penjara di Balik Hak Bersuara. Dok. Kompasiana

Riuh menjelang Pemilu 2024 sudah kian terasa dengan ramainya pemberitaan tentang manuver partai, lobby-lobby politik, dan kemunculan sosok-sosok yang mengejar elektabilitas.

Demikian pula kita sebagai warga negara turut berpartisipasi dalam keriuhan pesta demokrasi dengan cara kita masing-masing. Di antaranya dengan mengeluarkan opini, memprediksi, mengkritik, hingga menyampaikan aspirasi kepada pihak-pihak terkait.

Hak berpendapat, baik secara langsung maupun melalu medium serta ruang digital, bagaimanapun adalah hak setiap warga negara. Tapi tahukah kita bahwa kebebasan tak lantas berarti tanpa regulasi, tanpa konsekuensi, dan tanpa risiko? Serta perlu juga memerhatikan bahwa bebas berpendapat tak lantas menjadi dalih untuk memojokkan dan merendahkan warga lainnya.

Berkolaborasi dengan Damar Juniarto yang merupakan Direktur Eksekutif SAFEnet, Kompasiana menghadirkan The Series berisi kumpulan tulisan Damar Juniarto yang mengulas tentang dilema warganet di Indonesia. Bagaimana caranya kita menggunakan hak berpendapat di ruang digital dengan pertama-tama menyadari ancaman penjara di baliknya?

Meski beberapa tulisan Damar Juniarto telah diterbitkan beberapa tahun silam, sejumlah poin di dalamnya kembali aktual ketika kita (lagi-lagi) akan menghadapi hajatan Pemilu.

Kumpulan tulisan ini sekaligus menjadi upaya Kompasiana untuk menjadikan platform ini sebagai ruang opini yang nyaman yang bagi semua kelompok. Menyoroti polarisasi tajam pada Pemilu lalu, menjadi sangat penting bagi kita semua penghuni Kompasiana untuk menggunakan hak beropini dengan mengindahkan keberagaman SARA, perbedaan pendapat, pilihan politik, dan sisi-sisi serupa.

Mari membaca Damar Juniarto, menjadikan ruang digital kita sebagai rumah nyaman bagi semua orang!

Media sosial telah melahirkan bahasa dan kosa kata baru. Bahasa ini kemudian melahirkan pemahaman akan dunia yang baru (Pixabay)
Media sosial telah melahirkan bahasa dan kosa kata baru. Bahasa ini kemudian melahirkan pemahaman akan dunia yang baru (Pixabay)

Realita yang Tercitra Dalam Bahasa Media Sosial

Media sosial telah melahirkan bahasa dan kosa kata baru. Namun perlu diingat bahwa bahasa media sosial memiliki kesanggupan untuk menciptakan manipulasi informasi, rekayasa citra, simulasi realitas. Hati-hati. Ia memiliki kemampuan untuk menciptakan kebenaran baru yang diyakini oleh orang banyak!

Bagaimana cara menggunakan media sosial supaya tak terjebak dalam penciptaan kebenaran baru yang melenakan? (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Program Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun