Kompasianer, apakah kamu tertarik menjadi Petani Milenial bila program tersebut diselenggarakan di daerahmu?
Saat ini Jawa Barat telah menerima 8000-an berkas pendaftaran dari anak muda di daerahnya yang tertarik menjadi Petani Milenial.
Program ini bertujuan mengembangkan pertanian daerah dengan pemanfaatan teknologi mutakhir. Pendaftar yang diterima akan dibekali permodalan berikut lahan untuk diolah.
Bisa jadi langkah Pemprov Jabar tersebut guna mengakomodasi visi pemerintah untuk menciptakan 2,5 juta petani milenial pada 2024. Tetapi yang menjadi pertanyaan, mengapa anak muda memerlukan program dan insentif/pembekalan untuk menjadi petani?
Apakah sesungguhnya milenial enggan berkecimpung di sektor pertanian? Apa penyebabnya? Bagaimana opinimu?
Memang, penyerapan tenaga kerja pada sektor ini mengalami penurunan yang gradual. Perubahan itu dapat berdampak pada menurunnya produktivitas sektor agraris yang berpengaruh pada krisis pangan.
Kompasianer, bagaimana menurutmu sebaiknya langkah yang diambil agar milenial ini berminat terjun ke sektor pertanian? Dan jika kamu adalah salah satu yang berminat dengan program Petani Milenial, apa alasan dan pertimbanganmu?
Jika Kompasianer adalah orangtua, bagaimana tanggapan Kompasianer bila anak kesayangan memilih untuk berprofesi sebagai petani?
Bagikan opini kamu di Kompasiana dengan menyematkan label Petani Milenial pada tiap konten yang kamu buat.