Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Suka Mendaki Gunung? Simak Reportase Pendakian dari Kompasianer Berikut Ini

23 April 2016   14:15 Diperbarui: 24 April 2016   02:02 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi mendaki gunung. KOMPAS.com | NAZAR NURDIN"][/caption]Alam selalu menyuguhkan keindahan yang tidak ada batasnya. Keindahan ciptaan Tuhan yang diberikan untuk dinikmati, dirawat dan dieksplorasi oleh manusia.

Indonesia adalah negara dengan kekayaan serta keindahan alam yang sangat menakjubkan. Pegunungan, pantai dan tempat lainnya kerap menjadi sasaran wisata para pelancong baik lokal maupun mancanegara.

Pegunungan Indonesia juga menjadi salah satu daya tarik wisata. Banyak pendaki yang ingin menapakkan jejak kaki mereka di puncak gunung-gunung Indonesia. Mereka melangkahkan kaki di trek yang telah di tentukan guna mencapai puncak pendakian.

Tidak sedikit dari para pendaki yang menuliskan kisahnya dalam melakukan pendakian dan diceritakan pada pembaca. Tidak sedikit juga Kompasianer yang hobi mendaki menuliskan ulasannya saat melakukan penjelajahan.

Nah berikut ini adalah 3 catatan reportase pendakian dari Kompasianer yang telah menjelajahi beberapa gunung di Indonesia.

1. Gunung Lembu: Tinggi Tak Seberapa, Treknya Luar Biasa

[caption caption="Puncak Gunung Lembu. Dokumentasi Kompasianer Wilda Hikmalia"]

[/caption]Wilda Hikmalia adalah Kompasianer yang berporfesi sebagai Tour Leader atau lebih dikenal dengan Guide. Wilda juga banyak memandu para pendaki dalam melakukan perjalanan ke puncak gunung.

Dalam artikelnya kali ini ia menceritakan pengalamannya ketika mendaki Gunung Lembu di daerah Purwakarta, Jawa Barat. Ia bersama rombongan melakukan perjalanan dari Jakarta dengan menggunakan kereta api.

Sesampainya di Purwakarta, ia bersama rombongan segera meluncur menuju pos yang telah ditentukan untuk memulai pendakian. Di pos inilah segala peralatan yang diperlukan harus dipersiapkan dengan baik.

Menurut Wilda untuk menuju lokasi kemah hanya membutuhkan waktu 30 menit kala itu. Sedangkan untuk mencapai puncak akan dimulai dari dini hari. Meski dapat dibilang waktu tempuhnya cukup pendek, tapi trek yang harus dilewati sangat berat.

Cuaca yang sedikit lembab membuat para pendaki harus ekstra hati-hati ketika menginjak bebatuan. Inilah yang menjadi tantangan dalam pendakian.

Setelah mencapai lokasi camp, Wilda dan rombongan disuguhkan pemandangan yang cantik. Memilih lokasi camp yang terbilang cukup jauh dari puncak bukanlah tanpa alasan. Dalam reportasenya lokasi camp yang diambil memang menyuguhkan pemandangan yang ciamik dan terbilang strategis.

Dini hari Wilda dan rombongan memulai perjalanan ke puncak. Jalanan yang terjal harus dihadapi, selain itu tanah yang licin juga menjadi satu hambatan.

Pada akhirnya, ia dan rombongan berhasil mencapai puncak Gunung Lembu (780 mdpl). Pemandangan yang cantik bisa Anda lihat dalam artikel reportasenya ini.

2. Rinjani, Penjelajahan dengan Alam yang Menakjubkan

[caption caption="Gunung Rinjani. Dokumentasi Kompasianer Malik Hidayat"]

[/caption]Rinjani adalah nama yang tidak asing di telinga para pendaki. Gunung dengan ketinggian 3726 mdpl ini kerap menjadi sasaran untuk ditaklukan. Keindahannya pun sudah dikenal mancanegara.

Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kompasianer Malik Hidayat juga berkesempatan untuk melakukan pendakian di gunung ini.

Menurut Malik, pendakian Rinjani bisa melalui tiga pintu yaitu pintu sembalun yang terletak di Kecamatan Sembalun, pintu senaru yang terletak di Desa Senaru dan pintu torean yang terletak di Dusun Torean, Sembalun.

Jalur Sembalun dan Senaru merupakan jalur resmi yang biasa dilewati oleh para pendaki, sedangkan jalur Torean merupakan jalur yang biasa dipakai oleh warga lokal untuk melakukan ritual dan memancing di Danau Segara Anak.

Daerah sembalun dan senaru sudah tedapat banyak terdapat home stay atau penginapan yang bisa dipakai untuk menginap para pendaki sebelum melakukan pendakian kepuncak Rinjani.

Malik memulai peralanan dari pos perizinan di Sembalun Lawang menuju pos 1 dengan jarak tempuh sekitar 2 jam waktu normal. Dalam jarak itu ia melewati jalan dengna kontur landai dan terkadang melewati bekas aliran lahar dingin.

Kemudian dari pos 1 menuju pos 2 perjalanan akan melewati vegetasi yang hampir sama yaitu melewati hamparan savana dan sesekali melewati aliran lahar dingin yang berupa sungai. Tetapi di sana ada jembatan sehingga mempermudah pendakian. Perjalanan pos 1 menuju pos 2 ini ditempuh kurang selama 1 jam pendakian.

Kemudian dari pos 2 ke pos 3 juga ditempuh selama 1 jam waktu normal. Selama perjalanan Malik disuguhi pemandangan indah savana dengan latar belakang puncak Rinjani. Dalam reportasenya Anda bisa melihat foto-foto indah selama perjalanan.

Dari pos 3 menuju pos 4 perjalanan menjadi lebih berat. Medan berbatu harus ditempuh untuk sampai ke pos 4. Diari pos 4 perjalanan sudah melewati vegetasi semak dan terlihat banyak bunga Edelwis.

Pendakian Rinjani merupakan pendakian lintas medan dan selama pendakian dimulai, kita akan menemukan berbagai jenis ekosistem mulai dari hamparan savana, hutan pinus, semak semak, hamparan Edelwis bahkan hutan yang sangat rapat dengan pohon besar tegak menjulang.

3. Berlari ke Puncak Gunung Tambora

[caption caption="Puncak Tambora. Dokumentasi Kompasianer Hayatdin"]

[/caption]Mengikuti Tambora Challenge membuat Kompasianer Hayatdin dapat merasakan bagaimana menjejakkan kaki di puncak Tambora. Dalam artikelnya, Hayat menceritakan perjalanannya sejak awal hingga akhir menuju puncak Tambora.

Perjalanan dimulai dari Desa Doro Ncanga sekitar pukul 03.00 WIT Hayat sudah bersiap di garis start untuk berlari mendaki puncak Tambora. Setidaknya lebih dari 30 peserta berpartisipasi dalam event ini.

Kondisi jalan berbatu dan hanya diterangi oleh headlamp tidak membuat gentar. Hayat berlari dari garis start ke pos minum pada jarak sekitar 6 kilometer. Dalam perjalananya itu ia disuguhkan padang rumput yang luas meski belum terlihat jelas karena matahari belum muncul.

Pada perjalanan dari pos 1 menuju pos 2, Hayat harus melewati jalanan dengan semak belukar setinggi orang dewasa. Semak belukar berduri itu tentu saja mengganggu kecepatan perjalanan.

Sesampainya di pos 2, matahari sudah muncul memerah. Dengan segera Hayat melepas dahaga dengan meminum cairan isotonik. Tanpa banyak istirahat, ia kembali melanjutkan perjalanannya menuju pos 3.

Pada rute ini ujian menjadi lebih berat. Banyak peserta lain yang mengeluh. Sama seperti sebelumnya, kondisi jalan ini masih dipenuhi semak belukar yang membuat gatal.

Di pos 3 ini jalan mulai menanjak dan berbatu. Pemandangan di sepanjang rute ini menyuguhkan panorama indah dari atas garis pantai dan Teluk Saleh serta Pulau Mojo terlihat sangat jelas. Pulau Mojo adalah pulau yang pernah disinggahi mantan Ratu Inggris, lady Diana.

Hujan menyambut Hayat sesampainya di puncak Tambora. Namun ia terus mengitari kaldera Tambora yang kira kira seluas 100 hektar.

Dalam ulasannya ini, Hayat juga memperlihatkan betapa indahnya puncak Tambora dengan puncaknya yan gsetinggi 2.850 mdpl.

---

Itulah 3 reportase Kompasianer saat melakukan pendakian. Artikel lainnya akan kami rangkum dalam ulasan berikutnya. Selamat berakhir pekan Kompasianer! (YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun