"Kami menargetkan Senin ini semua kantor dan rumah warga sudah teraliri listrik," ujar Edi.
Selama sepekan bekerja, mereka memastikan sudah 90 persen masalah ditangani. Para pendekar listrik bekerja siang malam, mulai pukul 08.00-20.00 Wita.
Tiang listrik yang miring ditegakkan, juga travo yang bergeser diperbaiki serta jaringan yang putus disambung kembali.
Kerja keras mereka ini didedikasikan untuk menormalkan listrik di Sulawesi Tengah yang rusak akibat bencana alam ini. Mengurus lebih dari seribu petugas bukanlah hal mudah.
Selama di Palu, mereka memiliki basecamp danmengantre makanan di dapur umum yang disediakan manajemen PLN.
Hari ini kawasan Mamboro yang dihantam tsunami juga sudah dibenahi. Para petugas PLN telah menyelesaikan 17 tiang yang terkena hantaman tsunami.
Tadi malam Kabupaten Donggala sudah terang sejak PLN berhasil membenahi Gardu Induk di Pasangkayu.
"Setiap hari kami kedatangan teman-teman dari PLN wilayah lain, hingga nantinya ada 1.500 orang. Mereka akan bekerja siang malam," kata Firman Yusa, Humas PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.
Saat ini, PLN telah berhasil mengoperasikan 4 dari 5 Gardu Induk (GI) yang mengalami kerusakan pasca gempa, yakni GI Silae berkapasitas 90 MVA , GI Pasangkayu berkapasitas 30 MVA, GI Sidera dan GI Talise.
Dalam bencana gempa bumi bermagnitudo 7,4 yang diikuti tsunami pada Jumat (28/9/2018) pekan lalu, GI Talise merupakan salah satu gardu induk yang mengalami kerusakan parah.
Ketika akhirnya bisa beroperasi kembali, GI ini mendukung pasokan listrik dari GI Sidera dengan kapasitas 60 MVA. Trafo berkapasitas 150 dan 70 kV atau Interbus Transformer (IBT) yang berada di GI Sidera telah berhasil dioperasikan kembali beberapa hari lalu.