Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Enggak Masalah Normalisasi Ciliwung, Namanya Bukan Tanah Kami..."

12 Februari 2018   16:30 Diperbarui: 12 Februari 2018   16:36 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permukiman warga yang tinggal bantaran Kali Ciliwung, Kelurahan Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2018).

Permintaan lainnya yakni pemerintah menyosialisasikan kategori warga yang bisa menghuni rusun.

"Kan harus sesuai (ganti ruginya). Kualifikasi yang nempatin rusun juga gimana, kan belum sosialisasi. Jauh-jauh hari atau bulan sosialisasinya biae warga enggak kaget. Kan biasanya program begini enggak lama sosialisasinya," ucap Rusid.

Baca juga : Normalisasi dan Naturalisasi Sungai, Apa Bedanya?

Lurah Pengadegan Muhammad Mursid menyampaikan, ada sekitar 250 KK yang tinggal di bantaran kali. Mereka menempati 78 peta bidang tanah yang harus dibebaskan untuk proyek normalisasi.

Alat berat digunakan memasang turap untuk normalisasi bantaran Kali Ciliwung di Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2013). Normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 20 kilometer terus dilakukan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda di sekitar alur sungai yang dilaluinya. Proyek normalisasi Ciliwung ini dianggarkan sebesar Rp 1,2 triliun.Pemprov DKI Jakarta saat ini tengah membangun Rusun Pengadegan untuk tempat relokasi. Rusun yang berlokasi di seberang kantor kelurahan Pengadegan itu rencana selesai dibangun Maret mendatang.

 Menurut Mursid, warga yang tinggal di bantaran kali setuju dengan proyek normalisasi Ciliwung karena mereka sudah sering terdampak banjir.

 "Tanggapan warga sangat positif, asal pindah ke rusun. Mereka sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di pinggir kali. Mereka ingin sekali lepas dari banjir," kata Mursid kepada Kompas.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun