JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, penahanan Setya Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan membuat posisi Presiden Joko Widodo tidak aman.
Partai Golkar bisa jadi akan mencabut dukungannya untuk Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019.
 Perubahan sikap ini bisa terjadi apabila Setya Novanto lengser dari posisi Ketua Umum Partai Golkar. Sosok pengganti Novanto akan menjadi penentu arah Partai Golkar di pilpres 2019.
 "Itu artinya, dukungan Golkar terhadap Jokowi bisa bergeser dan dipastikan belum aman," kata Pangi kepada Kompas.com, Minggu (19/11/2017).
Baca juga : Kata Mantan Pimpinan KPK untuk Novanto, Kalau Berintegritas, Hadapi Saja
 Pangi memperediksi, perebutan posisi ketua umum antara loyalis Aburizal Bakrie dan Agung Laksono akan terulang kembali. Bila yang menjadi pimpinan Golkar berasal dari trah kubu Aburizal, maka kemungkinan dukungan Golkar mengusung Presiden Jokowi di 2019 bakal dievaluasi.
 Sebaliknya, bila poros Agung Laksono yang memenangkan pertarungan, maka Golkar diprediksi tetap konsisten mendukung Jokowi dalam pilpres 2019.
 "Konstelasi politik bisa berubah secara ekstrim, turbulensi di internal Golkar tak bisa dihindarkan," kata dia.
Baca juga : Akan Dipecat, Hilman yang Sopiri Novanto Mundur dari Metro TV
 Pangi menambahkan, di tubuh parti berlambang pohon beringin memang masih kental dengan aroma faksi. Kemenangan Setya Novanto tahun lalu, salah satunya karena Novanto berhasil menjaga sikap netralnya
 "Bisa masuk ke kubu ARB dan bisa dekat juga dengan kubu Agung Laksono," ujar dia.