Mohon tunggu...
Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Palembang

Wadah, ruang silaturrahim, sharing and connecting Kompasianer Palembang menyuarakan Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Palembang Pilihan

Kompal Ngobrol Santai Bareng DJP Sumsel Babel

27 Januari 2022   23:08 Diperbarui: 27 Januari 2022   23:16 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bareng (Dok.Hanny DJP Kanwil Sumsel Babel) 

Apa sih yang dipikirkan pertama kali saat mendengar atau membaca kata pajak?. Tidak sedikit orang paling takut mendengar kata ini. Terbayang kejaran nilai pajak terutang. Negara kayak gak suka lihat rakyatnya punya uang sedikit aja. Semua dipajakin.

Atau ada nih yang membayangkan petugas pajak itu serem dan galak?. Kayak tukang tagih upeti zaman feodal dulu?.

Eh.. Apa iya gitu?.

Jangan-jangan itu asumsi kita saja yang belum memahami pajak.

Tak kenal maka tak sayang, bagaimana kita bisa taat pajak kalau kita sendiri tidak mengenal pajak.


Makanya, kakak-kakak dari Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Selatan & Bangka Belitung (Kanwil DJP Sumsel Babel) ngajakin Kompal ngobrol santai tentang pajak di Coffee J Cafe & Resto yang bertempat di Jalan R Suprapto, Palembang. 

Kompal Seru Bareng Pak Teguh DJP Sumsel Babel (Dok. Selvy)
Kompal Seru Bareng Pak Teguh DJP Sumsel Babel (Dok. Selvy)

Acara yang diselenggarakan pada hari Kamis, 27 Januari 2022, pukul 16.00-18.00 WIB ini  dihadiri oleh kompasianer Palembang antara lain : Bikcik Ika, Koh Deddy, Bimo, Paci, Eka, Dinna dan Selvy. 

Ngobrol Santai Pajak Influencer & Content Creator Palembang (Dok. Ika)
Ngobrol Santai Pajak Influencer & Content Creator Palembang (Dok. Ika)

Kompal gak sendiri kok. Ada juga influencer dan content creator Palembang yang  hadir. 

Pajak, Sumber Utama Pendapatan Negara

Brainstorming (Dok. Selvy)
Brainstorming (Dok. Selvy)
"Ask Not What Your Country Can Do for You, Ask What You Can Do for Your Country"
~JFK~

Quote yang diucapkan oleh presiden Amerika ke 35, John F Kennedy, pada tanggal 20 Januari, 1961ini paling cocok deh buat menggugah semangat nasionalisme kita.

Gak salah pilih deh historical word bagi rakyat negeri adidaya ini sebagai brainstorming dalam obrolan santai ini. 

"Yaelaah.. , katanya ngobrol santai kok pake istilah brainstorming sih". 

sorry... Kebiasaan ngomongin pajak jadi bawaan lansung serius. Oke lanjut.... 

Negara ini dapat berjalan tentu membutuhkan pembiayaan melalui APBN. Hingga saat ini penerimaan terbesar Indonesia yang digunakan dalam APBN dari sektor pajak.

 Tidak tanggung-tanggung loh 80 % sumber APBN itu dari pajak.

Bayangkan jika target perolehan pajak tidak tercapai, tentu saja pembangunan negeri ini akan tersendat dan dipastikan memberi efek domino pada semua sektor, yang tentu saja akan menghambat kemajuan negeri ini mencapai negara sejahtera.

"Ah kita miskin, ngapain bayar pajak?". Mungkin saja hal seperti itu terlintas di benak kita.

Eits...jangan salah, sebagai konsumen akhir apalagi kita ini mendapatkan penghasilan, kita pasti bayar pajak kok.

Baik melalui PPN dan PPh. Belum lagi pajak daerah yang kita bayarkan juga.

Jadi, kita ini sebenarnya pahlawan bagi APBN kita melalui pembayaran  pajak sekecil apapun itu. 

Penyadaran Pajak sebagai Literasi Finansial.

Persoalannya, kita sendiri sering tidak paham mengenai pajak. Seringkali kita sudah ketakutan tersendiri jika mendengar kata pajak.

Hebatnya, negeri ini dari dulu menganut self asessment system. Maksudnya, pemerintah mempercayakan semua penghitungan, pembayaran dan pelaporan pajak yang terutang pada Wajib Pajak (WP).

Hebat gak tuh? 

Pemerintah memberi kepercayaan begitu tinggi kepada rakyatnya dalam hal pelaporan pajak.

Tapi, masalahnya tingkat awareness perpajakan masih belum optimal. 

Padahal, dengan sistem ini pelaporan pajak itu bentuknya kesukarelaan bukan keterpaksaan.

Jadi, gak heran kan jika sering terjadi tax avoidance, tax evasion dan tax arrearage.

Eits..jangan sembarang tuduh kalo semua WP sengaja lakukan itu. Bisa jadi hal kayak gitu terjadi karena ketidakpahaman WP dalam pelaporan pajak.

Atau karena minimnya pemahaman tentang pajak asa kekuatiran harta yang susah payah dikumpulkan akan dirampas negara melalui pajak. 

Padahal bayar pajak itu gak sebesar yang dikira. Ada batas minimum kewajiban pembayaran pajak yang disebut dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang besarannya berbeda-beda tiap WP.

Hal-hal kayak gitu mudah kok cari informasinya ,tinggal browsing. 

Kalo masih bingung kan sudah dibilang tinggal tanya ke kantor pajak. 

Penyadaran tentang pajak juga memaksa kita memahami pembukuan setidak-tidaknya pembukuan sederhana. 

Buat bisa buat pembukuan, artinya kita juga harus paham literasi finansial. Jadi gak sembrono dalam pengelolaan keuangan kita. 

Jangan Pernah Takut Ke Kantor Pajak
"Malu bertanya, sesat di jalan", sebuah pepatah lama yang masih sangat cocok meski zaman maps di gawai. Kalo gak paham ya tetap bisa sesat. 

Ada banyak konsultan pajak yang bisa kita tanya tentang perpajakan. 

Kuatir mahal?. Oh tenang, kita bisa langsung ke kantor pajak terdekat untuk konsultasi dengan para Account Representative (AR). 

Masih kurang ngerti juga, oh tenang ada banyak tersedia penyuluh pajak  yang siap membantu untuk menjelaskan mengenai perpajakan.

Males? Yaelah, sekarang kan zaman serba daring. Tinggal telpon ke 1500200, atau klik saja website resmi pajak 

Untuk wilayah Sumsel Babel, boleh juga klik Instagram Pajak Sumsel Babel ataupun https://linktr.ee/pajaksumselbabel, untuk mengulik pemahaman tentang pajak. 

Meski dikemas dalam bentuk obrolan santai, tetapi antusiasme blogger, content creator dan influencer tinggi sekali.

Bahkan sempat "nodong" konsultasi ke Mas ganteng dan Mbak Cantik DJP Kanwil Sumsel Babel.

Kapan lagi,mumpung ada kesempatan ngobrol santai dan konsultasi gratis pula, ye kan?.

Eh... Tapi kan emang layanan kantor pajak semuanya gratis kok. Dan gak perlu takut berhadapan dengan para petugas pajak.

Mereka abdi negara yang siap untuk bantu kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara.

Acara juga makin meriah dengan kuis pemahaman dasar tentang pajak. Dari hasilnya, kayaknya emang perlu penyuluhan khusus deh biar gak makin lancar kelirunya. He... He...

Terima kasih DJP Kanwil Sumsel Babel, semoga silaturahim dengan kompal gak cuma sampai hari ini. Next kita seru-seruan lagi ngobrolin pajak. Tema pajak kan memang gak akan ada habis-habisnya buat diobrolin. 

Selamat malam, jangan lupa bahagia.
Salam kompal selalu dan jangan lupa bayar pajak. 

Karena Orang Bijak Taat Pajak.

Kompal Kompak (Dok. Kompal)
Kompal Kompak (Dok. Kompal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun