Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indian Nod, Gelengan India, Ya atau Tidak, Jangan Terjebak

3 Oktober 2021   04:10 Diperbarui: 3 Oktober 2021   06:14 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indian Nod, Gelengan Kepala Orang India (zamane.id)

Pernah kesulitan menerima sekaligus menolak sebuah permintaan? Mungkin Anda harus mengikuti prinsip orang India

Mengatasi wilayah abu-abu adalah jalan keluar yang terbaik. Bisa berarti iya, bisa juga tidak. Lawan bicara tidak tersinggung, kita pun tidak menjanjikan apa-apa.

Jadilah sebuah gerakan yang disebut dengan Indian Nod alias Gelengan India. Modelnya berputar-putar. Gerakan leher dan kepala seperti membentuk simbol infiniti alias huruf delapan rebahan.

Gestur ini adalah sumber kesengsaraan bagi para pelancong. Mereka tidak pernah tahu apa jawaban orang lokal. Namun, jangankan turis, sesama orang India saja kadang tidak mengerti.

Tapi, orang India tidak peduli. Tersebab wilayah abu-abu memiliki pemahamannya tersendiri.

Lantas bagaimana caranya memahami Indian Nod?

Kendati kelihatannya sama, ternyata gelengan kepala India ini bermacam-macam modelnya. Ada yang digerakkan secara halus dan kasar, ada pula yang dominan di satu sisi saja, dan ada juga yang dilakukan sekali, sesekali, hingga berulang-ulang kali.

Ini belum termasuk fakta bahwa tiap-tiap daerah di India ternyata memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

Lebih bingung lagi karena ternyata kode ini tidak datang sendirian. Ia harus disertai dengan mimik wajah beragam. Menggeleng kepala sambil tersenyum, mata melotot, atau dengan muka datar.

Jadi, jika kamu adalah seorang matematikawan, anggukan kepala India memiliki kemungkinan sebanyak rumus pangkat kuadrat.

Dikutip dari bbc.com, Pathiyan, seorang penulis India mengatakan bahwa lebih penting melihat dengan siapa kita berbicara, tujuan percakapan, atau situasinya seperti apa, ketimbang berfokus pada gelengan kepala orang India.

Dengan demikian, Indian Nod itu berarti sesuatu, dan juga tidak mengartikan apa-apa. Kejengkelan, kegembiraan, rasa hormat, setuju tidak setuju, sulit membedakannya.

Dalam budaya India, seseorang tidak secara terbuka menolak atau mengiyakan. Karena mereka sadar, penolakan akan berakibat buruk. Sementara untuk jangka panjang, Anda bisa saja masih membutuhkan mereka.

Masyarakat India memiliki strata sosial yang jelas. Setiap manusia tahu persis di posisi mana mereka berada. Dengan demikian, ruangan demokrasi akan semakin sempit.

Menolak perintah superior adalah sebuah larangan. Namun, tidak semua hal bisa dilaksanakan. Cara yang teraman adalah memberikan janji yang belum tentu kapan terpenuhi. Itulah makna Indian Nod.

Namun, jangan disamakan dengan sikap tidak berpendirian. Orang India cukup tegas. Namun, budaya mereka menuntut masyarakatnya untuk bersikap luwes dan sopan. Terutama untuk para tetua dan tamu.

Indian Nod adalah cara berkompromi yang sempurna. Tidak menolak atau menerima. membiarkan lawan bicara menduga sendiri apa yang diinginkan, sembari mencoba kemungkinan lain yang lebih bagus.

Secara teori, budaya ini adalah cara untuk memberikan kebahagiaan kepada semua orang, meskipun harus dilalui dengan kebingungan.

Jadi, janganlah berfokus dengan gelengan kepala ala Sharukh Khan ini. Karena sebagian besar orang India pun tidak sadar jika mereka sedang melakukannya. Jika iya, maka Anda mungkin bisa tertular.

Berfokuslah pada apa apa yang Anda pahami, karena "wilayah abu-abu" adalah cara sopan untuk berkomunikasi dengan orang India. Gelengan kepala mereka tiada lain hanya gestur saja.

Bingung? Tidak perlu, Anda hanya perlu mengangguk, dan orang India pun akan bingung

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun