Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Bezos atau Forbes 100, tapi Mantan Penguasa Ini

22 September 2021   05:38 Diperbarui: 22 September 2021   06:10 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Foto | Gambar dari beberapa sumber (liputan6.com, news.detik.com, gratyo.com, dan nbcnews.com)

Setiap tahun, Forbes selalu mengeluarkan daftar 100 orang terkaya di dunia. Itungannya berasal dari nilai asset dalam berbagai aspek. Juara pertama tetap dipegang oleh Jeff Bezos, bos Amazon.

Prestasi ini tentu membanggakan, selain prestise juga bisa menambah kepercayaan dan harga saham perusahaan. Lagipula, siapa sih yang tidak ingin berada pada jajaran posisi bergengsi ini?

Tapi, memang tidak semua orang kaya mau diekspos. Sebagian karena memang rendah hati, sebagian lagi karena merasa tidak perlu. Untuk golongan yang kedua ini, ada prinsip tersendiri.

Tidak elok jika hartanya diketahui publik.

Siapakah mereka? Asumsinya bisa saja para hartawan yang asal-usul duitnya tidak beres. Selain korupsi, mungkin juga ada politik. Tapi, semua hanya rumor saja. Meskipun, bisa saja ada benarnya.

Nah, siapa sajakah mereka?

Zine el Abidine Ben Ali (Mantan Presiden Tunisia)

Sumbe foto: voaindonesia.com
Sumbe foto: voaindonesia.com

Ben Ali memerintah selama 24 tahun (1987-2011). Ia menjadi presiden setelah berhasil mengkudeta presiden sebelumnya secara halus.

Sepuluh tahun pemerintahan awalnya ditandai dengan perbaikan ekonomi yang cukup sukses dari bantuan berbagai lembaga keuangan internasional.  Sayangnya, periode emas itu juga membuka jalan besar-besaran bagi korupsi yang dilakukan oleh Ben Ali dan kroni-kroninya.

Reformasi demokrasi yang dijanjikan pun tidak pernah terealisasi. Ben Ali yang otoriter selalu sukses melenyapkan nyawa lawan-lawan politiknya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun