Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Sampai "Mati Gaya" Bikin Kamu Jadi Anjing dan Kucing Bagi Si Dia

26 Februari 2021   15:06 Diperbarui: 26 Februari 2021   15:53 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bahasa Tubuh Anjing dan Kucing (sumber: treehugger.com)

Anjing dan kucing tidak pernah bisa akur. Jangan dipungkiri, karena itu adalah fakta yang dijejal sejak kita masih ingusan.

Pada artikel sebelumnya, penulis telah menjelaskan penyebab ketidakakuran anjing dan kucing ini. Berbagai perspektif telah diulik. Mulai dari versi sejarah, sains, hingga sosial budaya.

Baca juga: Anjing dan Kucing Tidak Penah Akur, Bagaimana dengan Pemiliknya?

Namun, tahukah kamu apa penyebab utamanya? Jawabannya terletak pada perbedaan bahasa tubuh.

Si anjing akan menggoyang-goyangkan ekornya jika lagi senang, sementara kucing menandakan hal itu sebagai bentuk perlawanan. Bagi kucing, isyarat pertemanan justru menurunkan ekor. Sementara sang anjing hanya melakukannya jika sedang takut saja.

Si kucing akan menyapa mereka yang bersahabat dengan gayanya yang tenang dan kalem. Berjalan perlahan mendekati sahabatnya. Jelas saja sikap anjing yang agresif dan senang mengejar membuat kucing lari terbirit-birit.

Jangan meremehkan bahasa tubuh.

Dua orang manusia yang tidak pernah akur juga sering diberi julukan sebagai anjing dan kucing. Apakah bahasa tubuh penyebabnya? Mungkin tidak, karena manusia diciptakan dengan kemampuan berkomunikasi melalui bahasa verbal.

Namun, sayangnya bahasa tubuh ternyata merupakan media komunikasi yang lebih efektif daripada bahasa verbal. Mau tahu buktinya? Cobalah ungkapkan "aku sayang kamu," sambil main ponsel. Apa kira-kira yang bakal terjadi?

Bahasa tubuh seseorang sangat berpengaruh terhadap hubungan asmara. Menurut penelitian dari pakar komunikasi dunia, Albert Mehrabian dalam bukunya yang berjudul "Silent Messages;"

Komunikasi yang efektif berasal dari 55hasa tubuh, 38% intonasi suara, dan 7% kata-kata. Jelas bahwa 93% komunikasi yang efektif tidak berasal dari bahasa verbal. (wolipop).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun