Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pandji Cerdas, Percuma FPI Dibubarkan?

21 Januari 2021   08:30 Diperbarui: 21 Januari 2021   16:27 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Beritagar.co.id

Mungkin jika dinilai dengan suatu pikiran yang jernih, pendapat seseorang saat mengemukakan pendapatnya, tentu setiap orang mempunyai alasan yang jelas tentang apa-apa yang menjadi pendapatnya tersebut.

Maka dengan pendapat Artis dan Komedian Pandji Pragiwaksono menilai langkah pemerintah membubarkan organisasi Front Pembela Islam (FPI), dimana dirinya berpendapat bukan langkah yang tepat, saya kira sudah pasti Pandji Pragiwaksono memiliki alasannya secara pribadi yang membuat dirinya berkata demikian.

Pembubaran FPI seperti diucapkan oleh Pandji Pragiwaksono sendiri akan sia-sia dilakukan oleh pemerintah. Sebab dirinya yakin bawasannya tetap saja akan muncul para simpatisan FPI dengan ormas baru.

Seperti dikutip dalam laman chanel youtube Pandji Pragiwaksono Rabu (20/1), Pandji Pragiwaksono menegaskan membubarkan FPI itu percuma, karena nanti ada lagi Front Pejuang Islam atau lainnya yang pasti akan lahir kembali.

Dirinya menganalogikan bawasannya pembubaran FPI akan seperti situs b*k*p (situs tak senonoh), yang pada ujungnya kebuka lagi dan tidak ada ujungnya menurut Pandji Pragiwaksono di Chanel youtubenya pada  acara diskusi secara virtual dengan dua mantan anggota FPI.

Pandji Pragiwaksono sendiri juga menjelaskan, di masyarakat sendiri ada banyak para simpatisan FPI. Terlebih lagi di masyarakat kalangan bawah. Menurut Pandji Pragiwaksono, pendapat itu didengar dari Sosiolog Thamrin Amal Tomagola ketika itu diwawancarai Har Rock FM Jakarta 2012 silam.

Lebih lanjut Pandji Pragiwaksono menyatakan, ketika anak mau sekolah tetapi tidak bisa masuk, biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat. Kemudian dibikinkan surat oleh FPI, dibawa ke sekolah bisa masuk. Menurut Pandji Pragiwaksono perkara isi surat tersebut menakutkan atau tidak, dirinya mengaskan yang penting menolong warga.

Selain itu Pandji Pragiwaksono membandingkan FPI dengan ormas-ormas islam yang telah mapan lainnya seperti Muhhamadiyah dan NU, yang dinilai jauh dari masyarakat berbeda dengan FPI yang disukai masyarakat kalangan bawah.

Tidak tanggung-tanggung Pandji Pragiwaksono sendiri berpendapat bawasannya FPI hadir gara-gara dua ormas islam tersebut (NU dan Muhhamadiyah) jauh dari rakyat. Mereka elite-elite politik. Sementara FPI dekat.

"Dirinya mencontohkan sikap FPI kalau ada orang yang sakit, ada yang mau berobat tetapi tidak ada biaya, ke FPI kadang-kadang kasih duit, kadang FPI kasih surat, lalu suratnya dikasih ke dokter lalu diterima".

Selain itu Ulama-ulama dari kalangan FPI sendiri menurut Tamrin Tanggola seperti yang diucapkan oleh Pandji Pragiwaksono selalu terbuka dalam membantu masyarakat yang sedang kesusahan. Sementra NU dan Muhammadiyah, terlalu elitis, sehingga masyarakat enggan mendekat.

Maka dengan pendapat-pendapat Pandji Pragiwaksono, mungkinkah pembubaran FPI (30/12/20) sendiri bukan langkah yang tepat dilakukan oleh pemerintah?

Maka berkaca dari gerakan FPI sendiri mengacu yang diucapkan leh Sosiolog Tamrin Tomagolo dimana FPI sendiri hadir di dalam masyarakat bawah. Apakah pendapat Pandji Pragiwaksono bahwasanya pembubaran FPI bukanlah solusi benar adanya?

Pandji Pragiwaksono sendiri berpendapat jika pemerintah tidak mau melihat eksistensi FPI, maka pemerintah harus menyelesaikan masalah social lingkungan yang terjadi.

Dirinya menjelaskan jika masyarakat butuh bantuan, ketika pemerintah tidak kasih bantun tersebut, masyarakat sendiri akan mencari bantuan ormas lain untuk dapat bantuan.  

Lagi-lagi dengan sisi baik maupun sisi buruk yang dipertontonkan oleh kiprah FPI sendiri, masih banyak menyisakan pro dan kontra dalam masyarakat. Pandji Pragiwaksono sendiri mengatakan yang gampang adalah bubarin ormas, yang susah adalah peduli sama masyarakat sekitar.

Maka dari itu dengan pendapat yang Pandji Pragiwaksono kemukakan, mungkinkah aspek keadilan dari pemerintah Indonesia sendiri kurang menyasar lebih banyak kalangan bawah sehingga ada narasi bawasannya masyarakat mencari perlindungan pada ormas?

Saya sendiri berpendapat, jelas bawasannya kalau memang masyarakat sendiri meminta perlindungan justru dengan ormas apapun latar belakang ormas tersebut, tetap ada indikasi-indikasi bawasannya Negara kurang hadir di kalangan masyarakat tersebut yang mungkin meminta bantuan ormas.

Terlebih setuju atau tidak setuju dengan pendapat yang dikemukakan Pandji Pragiwaksono terkait dengan apa yang disampaikan dalam kasus pembubaran FPI dan berbagai masalah keormasan lain. Saya sendiri menafsir positif dan cerdas apa yang disampaikan oleh Pandji Pragiwaksono tersebut dengan pendapatnya.

Setidaknya apa yang diucapkan oleh Pandji Pragiwaksono dengan masalah-masalah social yang tengah terjadi dimasyarakat saat ini, dimana masyarakat mencari perlindungan justru pada ormas-ormas, seharusnya pemerintah lebih perhatian pada isu masyarakat yang mungkin selama ini kurang terakomodasi oleh pemerintah.   

Pandji Pragiwaksono sendiri dalam hal pembahasannya tentang pendapatnya mengenai FPI menurut saya bukan dirinya tidak menyadari betul apa yang diucapkannya.

Jika saya lihat pendapat Pandji Pragiwaksono sendiri mewakili masyarakat mempertanyakan pembubaran ormas, di sisi lain juga mengkritik pemerintah akan keadilan bagi masyarakat bawah, yang mungkin selama ini berlindung bukan pada Negara melainkan ormas seperti FPI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun