Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternyata Kebahagiaan dari Wanita Bullshit!

14 Desember 2020   06:41 Diperbarui: 14 Desember 2020   07:14 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: akamaized.net

Mungkin satu dari banyak hal yang sudah saya lalui dalam hidup ini. Senyatanya kebahagiaan memang diciptakan dari diri dan untuk diri sendiri.

"Kenyataannya sesuatu yang ada dalam hidup, tidak dalam bidang apapun, sesuatu yang diharapkan sudah pasti akan mengecewakan termasuk cinta dari wanita".

Jika saya berbicara diskriminasi gender tentulah bukan, hanya saja wanita dan pria jelas adalah orang yang berbeda. Saya hanya menceritakan atau menulis suatu perbedaan itu saja tidak lebih.

Sebagai pria, tentu saya juga punya imajinasi yang sama dengan pria-pria lain. Membangun relasi cinta seperti Habibi-Ainun sampai dengan Romeo dan Juliet untuk memenuhi kisah hidup saya.

Tetapi nyatanya semua cerita cinta yang manis hanyalah sebuah fiksi belaka yang hanya memantik imajinasi manusia, tidak lebih dari itu.

Bukankah imajinasi hanya ada dalam pikiran manusia itu sendiri, yang mungkin saja dapat berbeda dari kenyataannya?

Saya tidak akan menjawab itu, setahu saya yang biasa menulis dengan imajinasi. Di situlah imajinasi sulit menjadi kenyataan terkecuali karya untuk kebahagiaan saya sendiri.

Memang dalam kehidupan romansa sangat dapat dipelajari bagaimana menjadikan wanita itu tertarik pada seorang pria melalui banyak teori palsu.

Tetapi saya terjebak lagi-lagi pada hal receh yang justru membuat diri saya sendiri tidak berharga di mata diri saya sendiri. Justru saya terjebak pada obyek lain yakni pengakuan atas apa yang saya lihat dari romansa dan wanita.

Sebagai seorang yang mungkin digiring opininya butuh cinta dan wanita untuk dapat menjadi pria bahagia, nyatanya dari dulu saya memang berpikir akan itu. Mungkinkah wanita menjadi jawaban atas kekeringan kebahagiaan yang ada pada pria?

Mencari jawaban tersebut, saya seperti terjebak pada narasi cinta yang menghanyutkan. Mulai-mulai mencari gebetan untuk pendekatan. Mencontoh kisah romantic dari perhatian sampai sejumlah pengorbanan untuk wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun