Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

2024: Partai Islam untuk Gatot Nurmantyo

9 November 2020   06:32 Diperbarui: 9 November 2020   08:56 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: img.okezone.com (Gatot Nurmantyo)

"Akan seberapa pun partai politik di Indonesia dibuat, tidak lain orang yang didalam partai tersebut adalah orang-orang itu juga. Politik di Indonesia hanyalah menganti baju, dikemas seperti baru tetapi ideology lama dan orang yang didalamnya tetap sama".

Melihat bagaimana sejarah percaturan politik di Indonesia sebenarnya mengerucut pada tiga ideology besar yakni agamis, nasionalis, dan sosialis/komunis. Tentu ketiga ideology tersebut lahir pada saat pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaaan sebelum tahun 1965.

Pada saat itu golongan nasionalis, partai politik yang menjadi sentral nasionalis adalah PNI atau Partai Nasional Indonesia. Untuk Agamis di dominasi kekuatan dari Masyumi dan sosialis/ komunis tentu terpusat pada PKI atau Partai Komunis Indonesia.

Dengan runtutan sejarah ideology besar yang ada di Indonesia tersebut, yang tercatat sejarah sendiri. Tentu baru-baru ini oleh tokoh KAMI atau Koalisi Aksi Menyelamatakan Indonesia "Masyumi" dideklarasikan kembali untuk menguatkan partai islam.

Saya kira tetap ada strategi politik tersendiri, dimana partai islam kini semakin popular dan disinyalir akan menjadi partai politik dengan masa depan yang cerah di Indonesia.

Untuk itu menurut saya Masyumi reborn, tidak lain hanyalah untuk mengembalikan marwah masyumi, menyasar simpatisan tua generasi masa lalu pra 1965 untuk ditumbuhkan lagi dimasa kini, khas dalam konteks kekinian.

"Karena perlu diketahui pasca tahun 1965 oleh pemerintah orde baru, partai politik dileburkan menjadi tiga kekuatan yakni partai islam diwadahi PPP, Nasionalis di PDI dan Golongan Karya atau Golkar".

Maka menanggapi Masyumi reborn yang dideklarasikan tepat dihari ulang tahun yang ke 75 digelar di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11).

Tetap menurut saya ada indikasi dan strategi menguatkan partai islam, dimana wacana partai islam sendiri juga digagas Amien Rais yakni partai Ummat yang direncanakan deklarasi akhir tahun ini.

Tetapi dilain sisi Amien Rais juga membuka diri untuk bergabung dengan Masyumi. Loyalis Amien Rais, Agung Mozin, menyebut pihaknya sedang menunggu hasil survei untuk menentukan kebijakan.

Saya kira kebijakan yang dimaksud adalah potensial mana antara partai Ummat dan Masyumi untuk dapat dilirik oleh masyarakat khusunya simpatisan partai islam.

Mengingat yang mendeklarasikan kembali aktifnya Masyumi adalah tokoh KAMI, dimana KAMI sendiri presidiumnya adalah Gatot Nurmantyo. Mungkinkah partai islam akan menjadi kendaraan gatot nurmantyo di 2024?

Seperti diketahui bawasannya Masyumi reborn dan Partai Ummat Amien Rais tidak menutup kemungkinan akan dileburkan, yang pada intinya mengusung ideology islam.

Bukankah dengan mengerucutnya kekuatan politik islam sendiri jika memang nanti ada peleburan antara Masyumi dan partai Ummat. Tetap tokohnya hanyalah orang itu-itu saja, dimana mayoritas mereka adalah pendukung Prabowo Subianto di pilpres 2014 dan 2019?

"Saya kira dikalangan politik islam sendiri tidak ada figure lain yang potensial dijadikan capres selain dari pada Gatot Nurmantyo".

Diaktifkannya masyumi sendiri saya berpendapat itu juga merupakan strategi politik meraup simpatisan Masyumi dulu untuk merekatkan kembali partai berideologi islam. Sebab selama ini partai islam murni di Indonesia sangat jarang karena dipadukan dengan nasionalis

Selain Amien Rais, Masyumi reborn juga mengajak tokoh islam lainnya seperti Abdul Somad, dan Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Tetapi dikonfirmasi FPI Riziq Shihab tidak ikut bergabung dengan partai politik masyumi. Senada dengan itu Muhhamadiyah dan NU juga tidak akan bergabung seperti dulu dengan Masyumi.

Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau  Masyumi, adalah sebuah partai politik Islam terbesar di Indonesia selama Era Demokrasi Liberal di Indonesia. Partai ini dilarang pada tahun 1960 oleh Presiden Sukarno karena diduga mendukung pemberontakan PRRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun