Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pendemo KAMI dan Gatot Nurmantyo Dibayar Sendiri?

2 Oktober 2020   19:03 Diperbarui: 2 Oktober 2020   19:17 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: detik.com

Terkadang dalam starategi politik mendulang popularitas, bukankah tidak ada yang tidak mungkin dilakukan dalam hal mewujudkan kepopuleran itu? Di mana yang penting judulnya dapat populer bercitra politik di media?

Dalam demokrasi peran media sebagai pioner mendongkrak citra politik memang sangat penting bagi siapapun public figure yang ingin mengejar suatu popularitas.

Seperti apa yang pernah dikatakan Babang Tamvan atau Andika Kangen Band, ia sering membohongi publik untuk dapat menaikan pamor selebgram yang ingin tenar dengan menjadi pacarnya.

Tarifnya memang tidak main-main dapat mencapai 100 juta rupiah. Oleh karenannya Babang Tamvan pun mengaku "citra" itu mau dilakukan sebagai dalih sama-sama saling menguntungkan.

Andika Kangen Band dapat mencari rezeki dan pacar settingan yang berpura-pura menjadi pacar Babang Tamvan dapat populer dan folowersnya dapat naik di media social mereka.

Bukankah itu adalah bisnis dimana masing-masingnya dapat keuntungan yang sama? Di situlah modus-modus baru dalam bisnis popularitas kini mulai bervariasi.


Sama halnya artis dulu juga seperti itu jika memang ingin tenar kembali di media, ia harus membuat suatu gosip untuk menaikan pamor dirinya di media. Tidak lebih supaya dikenal dan laku kembali sebagai seorang artis.

Suka tidak suka, di situlah peran dari bisnis kepopuleran media, yang mungkin bagi orang yang tidak sekeptik dan percaya-percaya saja. Sudah pasti berita itu dilalap tanpa diverivikasi dan dinalar kebenarannya. Apakah berita itu benar settingan atau memang murni sebagai suatu kejadian yang nyata?

Maka baru-baru ini di dunia politik kabar dari Surabaya tentang viralnya video pengakuan demonstran bayaran saat berdemo di acara KAMI, Senin (28/9) yang dibayar 100 ribu untuk membubarkan acara.

Dalam acara KAMI di Surabaya Senin (28/9) kemarin dihadiri oleh deklarator KAMI yaitu Gatot Nurmantyo yang saat ini gencar melakuakan gerakan poltik. Banyak pihak menilai Gatot Nurmantyo memang sedang menimbun citra poltik untuk bekal Nyapres 2024.

Bukankah pendemo bayaran itu di Surabaya bisa saja untuk mendongkrak popularitas, dimana bisa juga dibayar sendiri oleh KAMI dan Gatot Nurmantyo untuk meninggikan kepopuleran mereka sendiri di media?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun