Penulis merasakan bahwa; tulisan tidak hanya membuat orang termotivasi, bahkan banyak tulisan penyebar kepesimisan hidup, termasuk beberapa tulisan banyak penulis. Begitu pun tulisan yang menyenangkan, maupun menyedihkan. Tetapi apakah semua penulis tahu bagaimana penyajian tulisan terbaik itu? Penulislah yang mengira baik buruknya tulisan itu, "tulisan yang baik untuk dirinya sendiri".
Di era dimana semua orang bebas menulis seperti sekarang ini, menyoal tulisan menurut yang menulis adalah hal buruk. Setidaknya di era ini seseorang penikmat informasi dari tulisan haruslah pandai-pandai memilah, dan "memilih" tulisan mana yang terbaik untuknya. Bukankah menjadi tidak mungkin ketika kita berdebat tidak setuju dengan tulisan dan mengomentari tidak ada habis-habisnya.
Sebaiknya dari pada berdebat melelahkan pikiran, dan pembicaraan menyoal tulisan, lebih baik kita memang berdamai dengan berbagai tulisan-tulisan itu. Sebagai pembaca atau penulis pilihlah yang terbaik menurut sudut pandang sendiri.
Memaksakan untuk sesuai dengan sudut pandang sendiri tidaklah beretika. Rezim demokrasi mengharuskan warga negara tunduk pada argumen-argumen tulisan di media sosial. Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mewakili tulisan sebagai mana adanya.
Baik dan buruk tulisan tergantung masing-masing pribadi menafsir tulisan. Penting dan tidaknya tulisan terbukti dari adanya tulisan itu sendiri. Bagi yang menulis, tulisan sangatlah penting, tulisan penting sebagai pendamping peradaban. Tanpa tulisan kita tidak pernah tahu pengetahuan akan peradaban yang sebelumnya, dan juga tidak pernah tahu bagaimana peradaban selanjutnya.