Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemimpin Harus Mengenal Wahyu Mahkota Rama?

27 Mei 2019   14:55 Diperbarui: 10 Juni 2019   23:57 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil dari kanal Youtabe rTV

Sekilas cerita drama seri kolosal Legenda Angling Dharma

Disebutkan dalam drama seri kolosal Angling Dharma tentang Wahyu "Mahkota Rama" yang wajib di ketahui oleh seorang Raja. Pada saat itu Angling Dharma adalah Prabu dari Kerajaan Malawapati yang dikenal sebagai raja yang bijaksana, sakti dan cinta terhadap rakyatnya.

Suatu ketika disaat dia "Angling Dharma" bersama istrinya Setyawati, ia mendengar suara sepasang cicak yang sedang iri dengan kemesraan dirinya dan istrinya. Lalu Angling Dharma tertawa dan praktis menyinggung istrinya. Dijelaskan oleh Angling Dharma bahwa; ia punya ilmu "aji gineng", dimana ia bisa mengerti pembicaraan semua jenis binatang.

Karena itu istrinya "setyawati" mempertanyakan cinta Angling Dharma terhadapnya, alasanya tidak diperbolehkannya istrinya untuk juga dapat menguasai ilmu pembicaraan binatang. Bukan apa, ketika ilmu itu diturunkan kepada orang lain, walaupun istrinya sendiri ia "Angling Dharma" akan mati. 

Itulah kenyataannya, setelah ia "Angling Dharma" diturunkan ilmu tersebut, yang menurunkan itu juga mati. Adalah Naga Benggala yang menurunkan ilmu tersebut. Naga benggala merupakan naga Pertapa atau Naga Resi. Dalam tradisi Hinduisme "Resi" disebut juga orang-orang suci yang bijaksana.

"Seorang wanita tidak pernah berpikir dengan akalnya", itulah kata terakhir yang di dengar oleh Angling Dharma dari perbicangan sepasang domba ketika akan melakukan ritual Pati Obong. Pati Obong sendiri dilakukan atas permintaan istri yang menuntut kesetiaan cinta suami "Angling Dharma". Alasanya tentu karena tidak bisanya ilmu mengetahui pembicaraan binatang di ajarkannya kepada istrinya.

Ritual pati obong merupakan ritul mati dengan kesadaran ingin mengakhiri hidup melalui kobaran api. Ajakan untuk pati obong sendiri di iyakan oleh Anggling Dharama untuk membuktikan kesetiaannya kepada istrinya "setyawati" yang berjanji sehidup semati. Tetapi atas dasar kecintaan kepada rakyat, dan rakyat sendiri sangat terpukul raut wajahnya melihat ritual pati obong yang dilakukan oleh sang prabu Angling Dharma, ia mengurungkan niatnya untuk pati geni bersama istrinya, "Setyawati".

Pasca kematian istrinya "Setyawati", prabu angling dharma dipenuhi kegelisahan akan bayang-bayang wajah istrinya di dalam istana. Untuk itu dia berkelana untuk melihat luasnya jagad raya. Tentu mencari ilmu untuk membuat ia semakin menjadi seorang Raja yang lebih bijaksana. Dalam perjalannya sendiri, ia sempat di kutuk menjadi burung Blibis oleh penyihir yang menaruh dendam padanya.

Dari perwujudan burung blibis sendirilah ia bertemu dengan penganti istrinya "setyawati" yang telah meninggal karena Pati Obong. Pertemuan dengan Sekarwangi "calon istri" sendiri bertempat di kerajaan Bojonegara. Kebetulan Sekarwangi adalah putri dari Raja Bojanegara. Kemudian Sekarwangi yang menjadi istri baru Angling Dharma di bawa ke Malawapati sebagai pemirsurinya, dan menjadi ratu bagi Kerajaan Malawapati.

Banyaknya musuh-musuh kerajaan membuat Angling Dharma bukan hanya di tuntut waspada, tetapi ia "Angling Dhrama" juga terus belajar menimba ilmu dan kesaktian jika ingin menjadi Raja di Raja. Ilmu bagi seorang Raja sendiri yakni sebagai kebijaksanaan terhadap rakyatnya. Sedangkan kesaktian sendiri sebagai pengahalau musuh yang ingin menghancurkan kerajaan.

Mahkota Rama sebagai sifat Pemimpin (Raja)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun