Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia, Pengetahuan dan Kehidupan

14 Mei 2019   23:31 Diperbarui: 31 Mei 2019   22:31 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baik atau buruk suatu keadaan merupakan pilihan diri sendiri. Ketika manusia memilih untuk baik, keadaanya mungkin akan menjadi baik. Namun keburukan akan keadaan bukanlah hal yang salah, bukakah keburukan ada untuk mengimbangi kebaikan? Jika semua baik, apakah kita tetap akan merasa hidup di dalamnya? Makna dari keadaan keburukan yaitu suatu pengujian, supaya tahu bagaimana caranya untuk mampu melampaui keadaan buruk itu sendiri sebagai manusia pembelajar.

Keadaan baik dan buruk bagi saya merupakan makna interpretasi yang jelas ambigu. Terkadang kata "sepakat" untuk menilai bahwa keadaan itu baik atau buruk, sulit untuk di dapatkan bagi kehidupan yang jumawa ingin kebenaran bersifat tunggal. Jika subyektifitas dalam penilaiaan keadaan baik dan buruk itu hal yang mutlak untuk dilakukan manusia sebagai pembenarannya? Sayapun berasumsi bahwa; yang bisa menilai baik dan buruk suatu keadaan adalah ada pada subyeknya itu sendiri.

Konteksasi suatu keadaanpun tidak dapat diseragamkan karena konteks menyangkut subyektifitas pemikiran individu. Suatu hal yang lumrah ketika pendapat individu bebarengan dengan konteksnya. Masalah individu sebanrnya hanyalah sesederhana setiap proposisi yang ada. 

Ketika meraka berpendapat bahwa; suatu keadaan individu lain sudah baik ketika dia tidak diposisi yang sama, mereka hanyalah berbicara kualitas imajinernya saja. Rasio mereka hanya menimbang bukan merasa dengan seksama. Mencapai rasa seksama keadaan yaitu mereka yang telah melampau baik- buruknya keadaannya sendiri.

Maka dari itu tidak semua keadaan yang menurut merka baik, belum tentu sinkron dengan diri kita sendiri yang mungkin,"dianggap mereka buruk. Melakukan suatau hijrah bukan karena keadaan yang sebelumya buruk. 

Namun melakukan sebuah hijrah di karnakan lingkungan sebelumnya tidak mendukung untuk, "manusia itu berkembang sesuai dengan dirinya panggilan jiwanya sendiri". Saya berpendapat sampai kapan pun, manusia akan mencari tempat diamana dia nyaman akan segala bentuk kehidupan eksistensial yang ada. Dalam hal ini kata "hijrah" merupakan konteksasi diri yang sesungguhnya untuk hidup belajar menjadi dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun