Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perjalanan, Petualang Batin Manusia

16 November 2018   23:34 Diperbarui: 17 November 2018   00:07 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini seakan menjadi kecanduan yang tidak terlihat. Mengapa aku menjadi begitu saja? implusif bahkan perasaan cemas yang sama sekali tidak dapat diperhitungkan oleh keadaanku sendiri. Rasanya seperti ego tetapi ini adakalanya menjadi suara batin. Kebingungan seperti mengejar dominan antara batin dan pikiran.

Apakah ini pikiran? Apakah ini juga suara terdalam? Atau mungkinkah ini cara kehendak ingin memiliki? Aku rasa saat ini aku bukan diriku, tidak tenang, cemas, sedikit rindu, menunggu. Aku pikir apakah ini kekaguman yang dibentuk pikiran? Mungkin ini keadaan alamiah kita memuja diri yang lain? Menjadi manusia seakan menjadi misteri bagi dirinya sendiri, hanya kegelisahan batin, seakan merindukan yang sebelumnya tidak dirindukan.

Gerak yang diinginkan tetapi tidak diingini. Menginginkan diterima, dicintai bahkan ditunggu keberadaaanya. Bidadari dari sana apakah kau juga merasa kau bukan dirimu saat ini? Melelahkan tetapi menghernakan, sejenak hilang ketika perasaan ini tersambut. Ketika bidadari antusias dengan cerita, dengan candaan dan gagasan akan nasib kita kedepan. Bahkan aku seperti ada dalam duniaku, kemudian hilang lagi, terjebak lagi dalam fana.

Dirasa ini seperti petualangan batin, bagaimana ketika batin ini rindu untuk teruji. Kata mereka ini cinta, rindu bahkan ini lompatan untuk kehidupan yang sesunggunya. Aku menikmatinya, mencoba membacanya, bahkan menjadi kontrol bagi batinku sendiri. Yang kadang larut dalam diam, kecurigaan yang tidak berdasar, menebak rasa dari kejauhan.

Aku menikmatinya dengan tenggelam, membaca filsafat cinta lagi. Kata plato, athur scopenhaur, jalaluddin rumi, jaen paul satre dan tokoh-tokoh lain. Malam dan musik-musik juga lagu yang indah. Membayangkan bayangan dirimu yang menggetarkan hati. Wajahmu yang manis anugrah terindah mata ini untuk melihatnya.

Mengingatmu, aku terbawa kepada masa lalu. Gadis kecil yang manis menghampiri kita masa itu. Membawa kantong plastik dan bertanya sesuatu dengan polosnya. Apakah itu? Rasanya aku ingin menanyakanmu, siapa namamu, dalam batinku terasirat dengan vision kau seperti jodohku. Imajinasi menunjuk kita akan bertemu ditempat yang sama dimasa depan. Dalam khayal jika semesta mengizinkan berjodoh kita bertemu suatu saat nanti.

Seperti berperang lagi, aku dan batinku, pikiranku dan batinku, raga dan khayalanku. Mimpi-mimpi yang berulang akankah kau membawa kita untuk selamanya? Menjadi tetua untuk pembawa cahaya di masa depan? Untuk kemuliaan dunia kita, keadilan, menghapus rasa sengsara, untuk kemanusiaan. Kita tidak akan tahu kalau kita tidak pernah mencoba.

Dalam lagu fix you milik coldplay, cahaya akan memuntunmu pulang. Kebahagiaan di antara duka dan nestapa, yang hilang lalu kembali. Aku akan membenahimu seperti kau juga membenahiku, tanpa sadar, tanpa ketukan gendang. Petualangan batin ini biarlah seperti semsestinya, tentang bagaimana takdir akan berkerja selanjutnya. Aku beruntung menemukanmu apapun takdir kita nanti, tetapi dalamnya keinginanku satukalah kita takdir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun