Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Stadion Utama Riau, Kini Terlantar dan Jadi Sarang Maksiat

23 Januari 2014   21:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:31 1771 0

Stadion Utama Riau di Pekanbaru pernah dinominasikan sebagai salah satu stadion terbaik dunia oleh situs www.stadiumdb.com dan situs www.stadiony.com . Stadion yang dibangun dengan dana hampir 1 trilyun rupiah tersebut memang terlihat megah dan mentereng dengan kapasitas 40 ribu kursi penonton yang semuanya tertutup. Saya sendiri pernah merasakan kemegahan stadion ini sewaktu Penyisihan Piala Asia U-22 tahun 2012 yang lalu. Namun sekarang stadion ini menyisakan masalah yang belum tuntas antara pihak kontraktor dengan Pemprop Riau. Stadion ini belum juga diserahterimakan oleh pihak kontraktor kepada Pemprov Riau karena belum tuntasnya pembayaran. Stadion ini juga sudah memakan korban beberapa anggota DPRD Propinsi Riau dan pejabat di Pemprop Riau akibat korupsi dana pembangunan stadion dan sarana olahraga lainnya sewaktu persiapan PON 2 tahun lalu, bahkan kemungkinan juga akan menyeret anggota DPR Senayan ke pengadilan.

Stadion Utama Riau ini, selain digunakan untuk pembukaan dan pertandingan sepakbola PON tahun 2012 lalu juga pernah sekali dipakai untuk Pra Piala Asia U22. Namun setelah itu, stadion ini praktis tidak pernah difungsikan sama sekali sampai saat ini. Kondisinya saat ini sungguh memprihatinkan, bahkan jaringan listrik sudah diputus PLN karena tunggakan tagihan. PSPS yang musim lalu masih bermain di ISL juga tidak menggunakan stadion ini namun lebih banyak bermain di Bangkinang dan kalaupun bermain di Pekanbaru menggunakan Stadion Kaharuddin Nasution.

Setelah beberapa waktu yang lalu dijadikan markas oleh geng motor pimpinan Klewang, saat ini kondisi Stadion ini semakin menyedihkan. Kondisinya yang sepi dan gelap menjadikan kawasan ini rawan kejahatan. Beberapa kali terjadi aksi penodongan dan perampokan terhadap warga yang melintas di kawasan ini.

Permasalahan utama Stadion ini adalah status kepemilikan yang belum jelas. Kontraktor belum melakukan serah terima dengan Pemprop Riau karena belum tuntasnya pembayaran. Akibatnya stadion ini menjadi tidak jelas siapa pengelolanya sehingga menjadi terlantar seperti saat ini. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pihak-pihak terkait, aset negara yang bernilai hampir 1 trilyun ini menjadi tidak terurus dan terancam menjadi besi tua. Pemerintah pusat melalui Menpora harus mendorong Pemprop Riau untuk menyelesaikan permasalahan ini. Karena Pemprop Riau sendiri sepertinya kesulitan menuntaskan masalah ini karena banyaknya kasus korupsi yang melibatkan pejabat Riau saat ini.

Sungguh ironis, 1 trilyun uang rakyat terbuang sia-sia dan malah menjadi sarang kejahatan dan maksiat..

http://m.riaupos.co/35057-berita-angka-kriminalitas-di-stadion-utama-meningkat.html#.UtrAU_sxXIU

http://koranbetter.com/read-100-2745-2013-10-01-awasi-stadion-utama-riau-.html

http://www.halloriau.com/read-hukrim-38642-2013-09-27-15-pasangan-mesum-terjaring-razia-di-stadion-utama-riau.html

http://www.merdeka.com/peristiwa/stadion-utama-riau-jadi-tempat-mesum-anak-sma-sampai-mahasiswi.html

http://www.radar-indo.com/2013/12/kondisi-stadiun-utama-riau-yang-kian.html

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun