Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Memagar Tunggu

12 Mei 2021   00:37 Diperbarui: 12 Mei 2021   00:43 297 52
Entah berapa kali, jemari hari menyentuh pundak matahari. Sekadar untuk menyapa, kau masih di sana?

"Ia akan pergi. Malam ini!" Angin berbisik pada langit malam.

Aku terlupa menitip tanya pada pelepah senja. Sekadar berujar kabar, masihkah ada ruang untuk kita?

"Entahlah! Ia tak mungkin mendengar!" Ujarmu dalam bisu.

Aku memagar tunggu dalam bisu. Dan kau mengeja jarak waktu. Di antara hempasan rindu yang membisu.

"Ia pasti kembali. Nanti!" harapku dalam diam.

Kau terdiam menjaga tunggu. Dan aku menguji waktu yang berlalu. Di antara jejak-jejak dulu, yang melaju dan menipu.

"Tak usah ucap perpisahan. Aku datang sebelum kau sempat menakar kerinduan!"

Kau dan aku tahu. Langit malam memeluk gagu. Kau dan aku mengerti. Ramadan pergi dan pasti kembali.

"Tapi, mungkinkah kita bertemu lagi?"

Angin tak berdaya. Langit malam menelan tanya. Bersekutu di pintu asa. Mengeja seribu satu pinta. Dalam doa.

Curup, 11.05.2021
zaldy Chan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun