Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Memagar Tunggu

12 Mei 2021   00:37 Diperbarui: 12 Mei 2021   00:43 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by pixabay.com

Entah berapa kali, jemari hari menyentuh pundak matahari. Sekadar untuk menyapa, kau masih di sana?

"Ia akan pergi. Malam ini!" Angin berbisik pada langit malam.

Aku terlupa menitip tanya pada pelepah senja. Sekadar berujar kabar, masihkah ada ruang untuk kita?

"Entahlah! Ia tak mungkin mendengar!" Ujarmu dalam bisu.

Aku memagar tunggu dalam bisu. Dan kau mengeja jarak waktu. Di antara hempasan rindu yang membisu.

"Ia pasti kembali. Nanti!" harapku dalam diam.

Kau terdiam menjaga tunggu. Dan aku menguji waktu yang berlalu. Di antara jejak-jejak dulu, yang melaju dan menipu.

"Tak usah ucap perpisahan. Aku datang sebelum kau sempat menakar kerinduan!"

Kau dan aku tahu. Langit malam memeluk gagu. Kau dan aku mengerti. Ramadan pergi dan pasti kembali.

"Tapi, mungkinkah kita bertemu lagi?"

Angin tak berdaya. Langit malam menelan tanya. Bersekutu di pintu asa. Mengeja seribu satu pinta. Dalam doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun