Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Puisi: Lelaki yang Menimang Air Mata

8 April 2021   19:08 Diperbarui: 21 April 2021   23:13 428 71
[Senja itu. Seorang lelaki berdiri menatap langit. Berbisik pada sepi dengan bibir yang terasa pahit].

Adakah redup malam mampu melabuhkan tubuh yang rapuh? Menjadi pintu pinta, keluh kesah endapan rasa yang terluka?

Lelaki itu tertatih mengejar bayang-bayang senja. Terbata mengeja doa-doa yang tersisa. Menghapus jejak harap yang tersia.

Atau seperti kerontang siang yang gersang? Mengabaikan dahaga dahan-dahan, dan perlahan mematahkan ranting-ranting asa yang mengering?

Sunyi bergulir hening memintal bening. Lelaki itu menemukan mata air mata di sela-sela jemari. Kemudian berlari, dan berteriak kencang di antara hiruk pikuk keramaian.

"Tuhan! Mungkinkah cinta salah jalan?"

[Di akhir senja. Di bawah tatapan mata-mata iba. Seorang lelaki menimang air mata. Dan, tertawa].

Curup, 08.04.2021
zaldy chan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun