Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

A Win To Remember

6 Maret 2023   19:12 Diperbarui: 6 Maret 2023   19:18 236 6
Bicara soal performa Liverpool musim 2022-2023, sebenarnya lebih dekat dengan kekacauan demi kekacauan. Cedera pemain dan performa tidak maksimal datang silih berganti.

Sebelum bertemu Manchester United, Minggu (5/3) praktis hanya kemenangan 3-1 atas Manchester City di Community Shield dan kemenangan 1-0, juga atas Manchester City di Liga Inggris, yang bisa dibilang jadi penampilan terbaik.

Disebut demikian, karena dalam dua pertandingan ini ada kombinasi antara kualitas taktik, determinasi tinggi, dan lawan yang kuat.

Selebihnya, babak belur. Jangankan Real Madrid, tim sekelas Wolverhampton, Brentford dan Brighton saja mampu menang dengan skor nyaman.

Tak cukup sampai disitu, keputusan klub memboyong Darwin Nunez dan Cody Gakpo juga sempat dianggap transfer serampangan, karena terkesan hanya bertujuan menikung Manchester United, klub yang awalnya memang membidik bintang Liga Portugal dan Eredivisie itu.

Kritik pun makin deras, ketika Nunez dan Gakpo sama-sama dianggap flop, hanya karena mereka masih dalam proses adaptasi. Nunez bahkan kerap jadi bulan-bulanan media, meski sudah mencetak selusin gol sebelum bertemu The Red Devils.

Beruntung, Liverpool termasuk tim yang cukup sabar, dan kesabaran itu terbukti berbuah manis, tepat saat bersua Manchester United, tim yang sedang dalam puncak euforia, karena baru saja juara Piala Liga Inggris alias Carabao Cup.

Menghadapi Setan Merah di Anfield, Si Merah bermain disiplin dengan intensitas dan semangat tinggi, dan diimbangi tim tamu yang mengandalkan skema serangan balik cepat. Kurang lebih seperti saat kedua tim bertemu di Old Trafford pada awal musim.

Awalnya, pertandingan Northwest Derby ini berjalan ketat, tapi situasi langsung berubah drastis, saat Liverpool menciptakan tendangan ke gawang pertama di akhir babak pertama.

Berawal dari serangan balik cepat, assist Andy Robertson dituntaskan Cody Gakpo dengan sepakan terukur. Gol ini rupanya mampu membuat semangat Mohamed Salah dkk meroket.

Sebaliknya, mental Manchester United yang sedang dalam tren positif, bahkan beberapa kali membuat comeback, justru ambruk seketika. Alih-alih membuat comeback, performa asuh Erik Ten Hag justru semakin ambyar di babak kedua.

Berawal dari gol cepat Darwin Nunez dan Cody Gakpo di awal babak kedua, Si Merah semakin menggila. Nunez mencetak gol keduanya, Mohamed Salah mencetak sepasang gol, dan Roberto Firmino menutup pesta gol di Anfield.

Menang 7-0 atas rival bebuyutan, dengan Salah, Nunez dan Gakpo mencetak sepasang gol. Benar-benar seperti mimpi.

Sebuah tim yang sedang menjalani musim sulit justru mampu membantai tim yang sedang dalam kondisi bagus, bahkan berani mengapungkan optimisme meraih 4 trofi.

Tapi, diluar atmosfer Anfield yang luar biasa, efektivitas memang jadi satu kata kunci di pertandingan ini. Dari sini, The Kop tahu persis kapan mereka memberi pukulan telak, termasuk dalam memanfaatkan peluang sebaik mungkin.

Terbukti, 7 gol yang hadir berasal hanya dari 8 tembakan ke gawang. Sebuah efektivitas yang kejam, sekaligus membongkar habis kelemahan United.

Gegenpressing yang berjalan sempurna, ditambah tim yang tampil maksimal, telah membuat Lisandro Martinez dan Varane, dua bek pemenang Piala Dunia, terlihat berantakan. Casemiro dan Marcus Rashford yang biasa tampil oke juga seperti menghilang.

Tidak ada lagi puja-puji media, karena kekalahan 7-0 ini menjadi yang pertama sejak 1931 buat Setan Merah, sekaligus rekor kekalahan terburuk di era modern. Tentu saja, ada banyak analisis mendalam soal ini, tapi wajah cemberut Sir Alex Ferguson di tribun dan skor 7-0 sudah cukup untuk menjelaskan semuanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun