Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Kanjuruhan, Habis Tragedi Terbitlah Reformasi?

8 Oktober 2022   14:02 Diperbarui: 8 Oktober 2022   14:02 184 7
Tragedi Kanjuruhan memang sudah beberapa hari berlalu, tapi kejutannya masih saja muncul, lengkap dengan "plot twist" yang di luar dugaan. Salah satunya,  langkah kolaborasi FIFA dan AFC dengan pemerintah Indonesia, seperti diumumkan Presiden Jokowi,  Jumat (7/10).

Pada prosesnya, FIFA berkolaborasi dengan konfederasi sepakbola Asia (AFC) akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan PSSI untuk mengatasi kondisi yang memicu peristiwa ini, dan secara lebih luas membantu reformasi sepakbola Indonesia.

Tapi, kalau dicermati lagi, ada sebuah kontradiksi di sini. Dimana, FIFA menyebut PSSI sebagai mitra kolaborasi, sementara Presiden Jokowi dalam keterangan resminya tidak menyebut PSSI sama sekali.

Di satu sisi, pernyataan Presiden  seolah menegaskan ketidakpercayaan pemerintah kepada PSSI, yang memang tidak kompeten, karena masalah demi masalah terus mewarnai sepak bola nasional sejak lama, tanpa ada perbaikan berarti, sampai akhirnya terjadi tragedi di Malang.

Meski begitu, PSSI tetap disebut FIFA sebagai mitra, sekaligus mengkonfirmasi pernyataan lain pemerintah, yang menyebut Indonesia tak akan kena sanksi FIFA, akibat tragedi Kanjuruhan.

Dengan demikian, melalui lobi tingkat tinggi dengan AFC dan FIFA, pemerintah menjadikan PSSI sebagai "kartu akses" untuk bisa bergerak leluasa. Di sini, pemerintah dengan cerdik mementahkan tameng statuta dan intervensi, yang selama ini dipakai PSSI.

Kontradiksi lain yang muncul di sini adalah, di saat PSSI berusaha lepas tangan dan cuci tangan sebersih mungkin, pemerintah justru bergerak cepat melobi langsung FIFA dan AFC.

Hasilnya, bukan cuma bebas dari ancaman sanksi FIFA, FIFA bahkan akan mengirim perwakilan yang akan bertugas di Indonesia, setidaknya sampai proses transformasi sepakbola Indonesia dianggap tuntas.

Jika PSSI dan para pengurusnya masih punya urat malu, seharusnya mereka akan merasa sangat malu, karena apa yang kali ini dilakukan FIFA, AFC dan pemerintah sudah "menunjukkan" ketidakbecusan mereka selama ini.

Berhubung pemerintah dan pihak-pihak terkait, termasuk AFC dan FIFA, yang levelnya berada di atas PSSI sudah turun tangan, rasanya bukan kejutan kalau reformasi besar-besaran akan terjadi dalam waktu dekat.

Seperti diketahui, secara organisasi, PSSI sudah lama digerogoti inkompetensi dan tata kelola bermasalah, karena orang-orang yang terlibat di dalamnya lebih sibuk berpolitik.

Kalaupun ada yang benar-benar kompeten, masa edarnya tidak pernah awet. Padahal, kalau organisasi itu sehat, orang-orang kompeten biasanya punya masa edar cukup lama. Maka, disinilah perubahan layak dilakukan.

Kebetulan, momentumnya juga pas. Seluruh dunia sudah melihat. Mereka menunggu, perbaikan dan pembaruan macam apa yang akan diwujudkan.

Keseriusan semua pihak jelas diharapkan, supaya kekurangan yang selama ini ada bisa diperbaiki. Jika setelah ini tidak ada kemajuan, setidaknya dalam beberapa tahun kedepan, berarti publik sepak bola nasional harus rela mengakui, sepak bola nasional sulit maju dari sisi kualitas, karena tidak bisa dibenahi.

Akankah "plot twist" ini berakhir manis?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun