Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Sedikit Cerita dari Filipina

1 Agustus 2021   17:47 Diperbarui: 1 Agustus 2021   17:53 489 5
Serupa tapi tak sama. Begitulah satu gambaran sederhana dari Filipina, yang hadir dalam kesempatan diskusi daring seputar Filipina bersama KOTEKA Kompasiana, Sabtu (31/7) lalu.

Disebut demikian, karena negara tetangga di sebelah utara Indonesia ini sama-sama beriklim tropis, dan berbentuk kepulauan. Total, negara ini punya 7641 pulau, yang memanjang dari utara ke selatan.

Karena bentuknya yang merupakan negara kepulauan, Filipina juga punya beragam tempat wisata alam, seperti halnya Indonesia.

Di pulau Luzon misalnya, ada Taman Botani Baguio (dibaca Bagio). Taman ini terletak di daerah dataran tinggi, dan punya terasering seperti di Pulau Bali. Taman ini belakangan cukup terkenal, karena pernah jadi salah satu lokasi syuting film Thanos.

Di pulau yang sama, ada juga Albay Bicon, tempat wisata alam di kaki gunung Mayon. Gunung berapi aktif tipe kerucut ini merupakan salah satu keajaiban alam  terkenal dari Filipina, karena bentuknya yang kerucut sempurna.

Ada juga daerah Tagaytay, yang punya pulau vulkanik Gunung Taal di tengah Danau Taal. Kurang lebihnya mirip dengan Danau Toba dan Pulau Samosir di Provinsi Sumatera Utara, tapi gunungnya masih aktif, seperti Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

Bergeser ke bagian tengah, ada Pulau Cebu dengan Cebu sebagai kota terbesar. Kota ini juga merupakan kota tertua di Filipina, karena sudah ada sejak jaman Ferdinand Magellan di abad pertengahan.

Di kota Cebu juga, Rommel Ignacio (narasumber diskusi daring kali ini), pertama kali berkenalan dengan Gana Stegmann, sang moderator diskusi. Dua teman lama ini pertama kali bertemu, dalam program Youth Summit tahun 1994,

Sebenarnya, ada satu lagi nama yang diundang sebagai pembicara, yakni Marry Joy Calimbos. Sayangnya, beliau berhalangan hadir karena kesibukan jelang lockdown nasional di Filipina awal pekan depan.

Tak jauh dari Cebu, terdapat Pulau Boracay, pulau tujuan wisata yang terkenal dengan pantai pasir putihnya.

Selain Boracay, ada Pulau Belawan di Filipina selatan, yang punya wisata pantai dan sungai bawah tanah di dalam goa. Keunikan lain di wilayah ini adalah, kerbau menjadi salah satu moda transportasi tradisional.

Tak hanya wisata alam, Filipina juga punya destinasi wisata sejarah. Di Vigan Ilocos dan Cebu, terdapat banyak bangunan klasik peninggalan kolonial Spanyol.

Jika ingin menikmati wisata modern, Metro Manila bisa jadi tempat tujuan menarik. Wilayah ini cukup mirip dengan Jakarta Pusat; padat, banyak gedung, mall, dan kondominium / apartemen. Kota lain yang punya area metropolitan cukup terkenal adalah Cebu.

Kesamaan lain Filipina dengan Indonesia datang dari akar bahasa setempat dan ciri fisik. Bahasa Tagalog (bahasa resmi di sana) punya beberapa kosakata kemiripan dengan bahasa Indonesia.

Kesamaan secara umum ini ada, karena secara ras masih tergolong rumpun Melayu. Seperti halnya di Indonesia, bahasa lokal di Filipina mengalami akulturasi dengan budaya lain, karena pernah menjadi negara jajahan bangsa asing, dan turut dihuni diaspora asing, seperti keturunan Arab dan Tionghoa.

Karena kesamaan ini, orang Filipina kadang tidak bisa langsung mengenali orang asing dari negara Asia tenggara, kecuali jika sudah berinteraksi lisan menggunakan bahasa Inggris.

Dari segi kuliner, karakter rasa makanan khas Filipina cenderung gurih dan spicy, dengan paduan rasa manis seperti makanan Indonesia. Kuliner khas Filipina antara lain Adobo, lumpia, kare-kare (dengan peanut butter), bago'ong (bumbu fermentasi) dan daging babi panggang.

Meski punya sejumlah kesamaan, negara yang zona waktunya sama dengan Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) ini punya perbedaan dalam hal akulturasi budaya.

Karena pernah diduduki oleh Spanyol dan Amerika Serikat, Filipina punya tiga "warisan" kolonialisme yang membudaya, yakni kontes kecantikan (warisan dari Spanyol), olahraga tinju dan basket (warisan dari Amerika Serikat). Tiga budaya populer ini dikenal sebagai 3B (Boxing, Basketball and Beauty Pageant).

Dalam hal kontes kecantikan, terjadinya pernikahan campuran dan akulturasi budaya, menghasilkan cukup banyak warga keturunan campuran di sana, khususnya blasteran Eropa atau Amerika.

Alhasil, Filipina cukup mampu bersaing di ajang Miss Universe, seperti halnya negara-negara Amerika latin.

Tercatat, ada empat wanita Filipina yang pernah menjadi Miss Universe. Mereka adalah Gloria Diaz (1969), Margarita Moran (1976), Pia Wurtzbach (2015), Catrionsa Gray (2018).

Karena warisan kolonialisme Spanyol juga, mayoritas (lebih dari 80%) warga Filipina beragama Katolik.

Di olahraga basket, Filipina merupakan negara langganan juara di Asia Tenggara, dan cukup kompetitif di Asia.

Sementara itu, di olahraga tinju, Filipina pernah punya seorang Manny Pacquiao. Pacman tercatat pernah menjadi juara dunia tinju kelas terbang, ringan, bulu, dan bantam.

Diluar cerita informatif seperti di atas diskusi daring KOTEKA kali ini cukup menyenangkan, karena tindakan iseng saya ternyata bisa sedikit menambah perspektif bahasan.

Di kesempatan kali ini, saya secara iseng mengundang Ikrom Zain untuk ikut serta. Alasannya, Kompasianer asal Malang ini cukup mengagumi budaya populer Filipina dan merupakan penggemar acara kontes kecantikan.

Darinya, sisi budaya populer di Filipina bisa ikut dikulik dalam sesi tanya jawab, dan dalam durasinya yang cukup terbatas, diskusi daring kali ini benar-benar padat berisi.

Di sisi lain, saya lega, karena akhirnya mulai bisa lebih adaptif pada suasana gaduh di rumah saat akhir pekan. Meski tulisan kali ini tak dirangkai dan langsung jadi seperti biasanya, hasil akhirnya cukup melegakan.

Ini jadi satu pengalaman unik bagi saya dalam hal menulis. Sedikit aneh di awal, karena sedikit lebih lambat dan serasa jadi bunglon, tapi semoga cepat terbiasa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun