Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Egy, Lechia Gdansk, dan Sisi Sarkastik Sepak Bola

18 Maret 2018   22:03 Diperbarui: 19 Maret 2018   13:52 1114 3
Resminya kepindahan Egy Maulana Vikri (17) ke Lechia Gdansk (Polandia) beberapa waktu lalu,  membuat pemain kidal ini jadi begitu dibanggakan pecinta bola Tanah Air. Karena, ia menjadi satu dari sedikit pemain lokal Indonesia, yang bisa merintis karir profesional di klub luar negeri. Tak heran, akibat serbuan netizen Indonesia, jumlah follower akun media sosial Gdansk meningkat drastis setelah Egy datang. Bahkan, Si Putih Hijau kini menjadi klub Polandia terpopuler di media sosial. Padahal, kontrak Egy di Gdansk baru efektif per Juli 2018 mendatang.

Tapi, pada saat bersamaan, transfer Egy ke Gdansk, juga menampilkan beberapa hal lain; kritik, sarkasme suporter, dan sikap 'norak' sebagian pecinta (dan media) sepak bola nasional. Menariknya, hal-hal negatif ini ditampilkan secara terang-terangan, sekaligus menampilkan sisi sarkastik sepak bola itu sendiri

Dari sisi kritik, transfer Egy ke Lechia Gdansk antara lain dikritik Boguslaw Kaczmarek, asisten Leo Beenhakker (Belanda), pelatih Timnas Polandia periode 2006-2009, yang juga pernah menjadi pelatih Lechia Gdansk tahun 1989 hingga 1992. Seperti dilansir BolaSport.com dari sport.dziennik.pl, (16/3), Kaczmarek menyatakan:

"Polandia tidak pernah kehabisan pemain muda berbakat. Sungguh menyedihkan Lechia Gdansk mendatangkan pemain dari dunia ketiga sepak bola dibandingkan mempromosikan talenta muda setempat."

Dari sisi pecinta bola Indonesia, mungkin kritik Kaczmarek ini terkesan "anti pemain asing". Tapi, melihat usia Egy saat ini, dan sejarah panjang sepak bola Polandia, kritik ini cukup beralasan. Karena, sistem pembinaan pemain muda Polandia terbukti mampu mencetak pemain sekaliber Gregorz Lato (top skorer Piala Dunia 1974), Zbigniew Boniek (bintang timnas Polandia dan Juventus era 1980-an kini ketua PZPN, PSSI-nya Polandia), dan Robert Lewandowski di era terkini.

Dari sisi prestasi, sistem pembinaan pemain muda Polandia ini terbukti mampu menghasilkan timnas, yang mampu mencetak prestasi bagus di tingkat benua dan dunia. Di tingkat benua, mereka mampu menjadi perempatfinalis Euro 2016. Sementara, di tingkat dunia, mereka sukses menjadi peringkat tiga Piala Dunia (1974 dan 1982). Selain itu, Si Putih Merah juga mampu meraih medali emas Olimpiade 1972 dan medali perak Olimpiade 1976.

Dengan sederet prestasi di atas, wajar jika muncul banyak keraguan di Polandia, soal kapabilitas Egy. Bahkan, muncul tudingan, transfer Egy (dengan nomor punggung 10 yang dikenakannya) hanya bagian dari strategi pemasaran Gdansk. Meningkat tajamnya popularitas Gdansk di media sosial, dan rencana Gdansk membuka toko resmi di Jakarta, menjadi alasan utamanya.

Memang, di era sepakbola industri seperti sekarang, pemasaran menjadi salah satu elemen penting bagi kelangsungan hidup sebuah klub profesional. Tapi, Gdansk justru terkesan menampilkannya secara terang-terangan. Tak heran, saat mengalahkan Gdansk 3-0 di Ekstraklasa, pada Sabtu, (17/3) lalu, suporter Lech Poznan melontarkan sindiran bernada sarkastik, seperti pada gambar berikut:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun