Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 17)

5 Mei 2021   07:14 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:58 131 5

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 17)

Hai Elang, mengapa kau bisa melintasi gelap malam? Sedang aku hanya merindukan bulan.
Padahal kau bukan makhluk yang paling utama.

Hai Elang, mengapa kau bisa menembus deras hujan? Sedang ada hanya memayung teduh.
Padahal kau bukan makhluk yang dipilih menjadi pemimpin.

Begitulah raga, tiada sudi disaingi lainnya. Begitulah raga, tiada pernah puas dengan kenyataan.

"Wahai raga, berhentilah mengeluh. Belajarlah dari Nuri yang mengakui segala kekurangan."

Namun, kesadaran selalu datang terlambat. Hingga, Elang mendekati raga, lalu mencabut jiwa yang melekat.

"Menangislah sejadi-jadinya! Sesali hidupmu di masa lalu!"

Apakah kau baru sadar ketika jiwa melangkah?

Gus Pras/Yoga Prasetya
Malang, 5 Mei 2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun