Aku terpaku duduk termenung. Memeluk malam berteman sepi. Memajamkan mata, menatap pilu. Sambil berteriak berucap rindu.
Jadikan aku penyejuk matamu, kekasih. Agar do'aku mampu temani sepimu.
Ini memang gubahan puisi usang. Setia jadikan dirimu lakon utama dalam penciptaan. Merambah setiap peristiwa yang telah terjadi. Meraba setiap kisah yang telah dijalani. Memutar memori pada setiap sudut kenangan. Yang tak pernah terlibas habis oleh kerasnya putaran waktu.
Biarlah kan ku gores kisah ini dalam bait-bait syair malam. Bersama purnama dengan cahayanya, yang menerangi gelap gulita sebagian bumi.
Biarlah sejuta rindu yang kumiliki, kuabadikan dalam puisi-puisi ini. Bersama lengkung senyummu, yang selalu bersemayam di kalbuku.
Biarlah beribu do'aku juga melebur bersama setiap kata yang terangkai. Agar namamu, juga selalu abadi dalam hidupku.