Mohon tunggu...
Nurul Yamsy
Nurul Yamsy Mohon Tunggu... Penulis - .

Jika ucap tak lagi mampu berkata, biarlah kata yang mengungkap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Do'a

1 September 2020   23:28 Diperbarui: 1 September 2020   23:32 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/Embellishment Drawing

Aku terdiam di balik sunyi. Mencegah bulir air mata, agar tak jatuh. Biarkan saja menggenang menutup pandang. Bila di depan sana, banyak kenangan rindu terbentang.
Aku terpaku duduk termenung. Memeluk malam berteman sepi. Memajamkan mata, menatap pilu. Sambil berteriak berucap rindu.

Jadikan aku penyejuk matamu, kekasih. Agar do'aku mampu temani sepimu.

Ini memang gubahan puisi usang. Setia jadikan dirimu lakon utama dalam penciptaan. Merambah setiap peristiwa yang telah terjadi. Meraba setiap kisah yang telah dijalani. Memutar memori pada setiap sudut kenangan. Yang tak pernah terlibas habis oleh kerasnya putaran waktu.

Biarlah kan ku gores kisah ini dalam bait-bait syair malam. Bersama purnama dengan cahayanya, yang menerangi gelap gulita sebagian bumi.
Biarlah sejuta rindu yang kumiliki, kuabadikan dalam puisi-puisi ini. Bersama lengkung senyummu, yang selalu bersemayam di kalbuku.
Biarlah beribu do'aku juga  melebur bersama setiap kata yang terangkai. Agar namamu, juga selalu abadi dalam hidupku.

Salam Rindu, buat kamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun