Kalimat "hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas" seakan menjadi warisan dari generasi ke generasi. Ia muncul dalam obrolan warung kopi, menjadi bahan sindiran di media sosial, hingga terucap lirih dengan getir di ruang-ruang sidang. Ungkapan itu lahir dari rasa kecewa yang terus dipelihara oleh kenyataan: hukum yang seharusnya melindungi semua orang, justru sering kali tampak tegas pada rakyat kecil, namun begitu lunak ketika berhadapan dengan mereka yang punya kuasa.
KEMBALI KE ARTIKEL