Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sebuah Lukisan Alam Pedesaan

31 Maret 2013   00:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:58 308 3
berarak awan

gumpal hitam perlahan

pada hembusan bebayang hiilang

lembab alam meremang

membatas pandang

-

turunlah hujan

deras guyur daratan

tak tertahankan lepas kerinduan

pada hijau daunan

pada reranting

dan akar-akar tetumbuhan

-

dendang riangan

bekatak pinggir sawangan

jua pada dedaun teratai rata bentangan

bersama kecipak ikan

sigap menyambar umpan

jatuh di air permukaan genang hamparan

-

lenguh sahutan

ternak pada lindapan

berkumpul merapat badan

cari hangatan di udara dingin desakan

merasuk masuk di persendian

harap bertahan

-

hening kicauan

beburung di pokok-pokok dahan

sembunyi dari terpaan

di balik sayap-sayap halus selimut dekapan

jua pada sarang

yang berjalin rapi dari ranting dan rumputan

-

masih berarak awan

tetes masih bertahan

seakan enggan tunjukkan tanda kesudahan

hingga tak dirasakan

tabir-tabir hitam malam mulai dibentangkan

sebagai wujud akhir perjalanan

-

ya, sebuah lukisan alam pedesaan

pada petang berguyur hujan

yang kini aku akui semakin jarang kudapatkan

di sela-sela pergeseran peradaban

tiada terbantahkan

mesti jalani pun kadang menyesakkan

-

Bengkulu, 31 Maret 2013

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun