Berjajar kemahan-kemahan para penunggang mesin. Riuh dentuman ombak bergelut dengan nyanyian dangdut era 90an sampai yang sekarang sedang hit; Happy Asmara. Begitulah kesenangan. Pun kebahagiaan di sisi yang lain.
Langit mengisyaratkan kecerahan; bintang menenun rasinya. Merias malam dengan kerlipan cahayanya. Suara tawa sana sini, riuh memanggang ikan dan beragam hidangan laut.
Malam kian menusuk sepi, sampai terdengar suara jerit dalam sunyi. Ia, wanita yang sedang menenun cerita hidupnya. Merangkai ruas-ruas jalan di sepanjang umurnya. Ia melihat masa depan yang tiada banyak orang menyadarinya. Ia hanya memalingkan diri dari waktu dan keadaan hari ini.
Wanita itu bergelut dengan seruas jalan setapak. Menyongsong kudapan berbahaya, tetapi ia wanita. Wanita tetap manusia, ia memiliki apa yang harus dijalani dan dipilih.
Pagi menyempulkan sinar merahnya di timur. Kabut pertanda embun dihardik oleh surya yang kian menengadah selepas subuh di ufuk.
Wanita itu bersiap diri, wanita yang menemukan nyali dirinya di ruang sunyi. Ruang yang tiada banyak orang menyangka. Ia sisihkan selimut di tenda. Ia ambil segelas air lalu membasuh mukanya. Begitulah, "Selamat Pagi Dunia!!!" Katanya.