Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Senyum Bidadari

8 April 2021   14:44 Diperbarui: 8 April 2021   14:46 88 1
Saling mendalami, saling mengerti dan saling memahami dalam satu hubungan rumah tangga, tidaklah segampang ketika kita mendapatkan trik atau metode jitu dalam satu ceramah tentang bagaimana mengelola rumah tangga, namun butuh perjuangan tiada henti, apalagi diawal-awal pernikahan, banyak hal kecil yang menurut suami biasa-biasa saja, namun bagi istri itu adalah hal yang luar biasa, hingga mahkota HARMONIS itu tersematkan pada satu pasangan, butuh perjuangan berdarah-darah, ada derai air mata, ada emosi membuncah, ada kesabaran sedalam dan seluas samudra, ada bisikan doa terindah yang tak terputus pada Tuhan sang pemilik kasih sayang.

Sepeda motor yang kukendarai berjalan dengan malas menunggu antrean ditengah kemacetan untuk melindas jalan yang sebagian sudah mulai berlubang, kepulan asap, deru kenapot dan suara klakson menambah sumpeknya jalan Sutoyo-Denpasar sore itu, ujung pandangku melirik dengan tajam deretan toko-toko bunga yang menghampar melambaikan senyum, kuberi aba-aba pada motor tuaku untuk sejenak berhenti untuk kuajak menyunting satu tangkai mawar yang senyumnya paling mempesonaku, "satu tangkai berapa mas", tanyaku pada mas yang menjual bunga, dadaku bergemuruh, karena seumur-umur baru kali ini membeli setangkai bunga dan perkiraanku meleset, ternyata setangkai mawar yang senyumnya paling aduhai itu diharagai tidak kurang dari ceban saja, dengan senyum bahagia akhirnya setangkai mawar aduhai itu berpindah tangan dan kubawa dengan sepenuh jiwa untuk kupersembahkan pada bidadari tak bersayapku.

Disatu ruangan yang tidak begitu luas, ruangan yang sangat minimalis dan sangat sederhana yang menjadi saksi berlabuhnya keluarga kecil kami yang penuh cela dan kekurangan ini, keluarga kecil yang mengharapkan Tuhan Yang Maha Penyayang memberinya seutas rahmat untuk menuju syurgaNya yang abadi yang tidak ada kalimat-kalimat kasar terlontar kecuali kedamaian dan kebahagiaan. Kusiapkan kejutan kecil ini untuk bidadari tak bersayapku, lama kutunggu kehadirannya yang akhirnya suara yang sudah sangat kukenal itu mendekati ruangan kecil sederhana ini, kusembunyikan jasat penuh cela ini dibelakang pintu yang sedari tandi berkata "ada apa gerangan dengan orang aneh ini kok senyum-senyum sendiri", ketika bidadari tak bersayapku membuka pintu, kusodorkan setangkai mawar dengan senyum terindah itu, "dek maaf, belum banyak yang bisa kuberikan, namun ini sebagai simbul kasih dan ketulusanku", satu senyum tersungging dari bidadari tak bersayapku yang membuat samudra dalam qalbuku memohon kepada zat yang Maha Penyayang untuk selalu menyayangi dan menaungi bahtera kecil ini ketika badai datang menghempas tiba-tiba.

#KeluargaMuJalanSyurgamu
#Yayyuhallanamanqanfusakumwaahlkumnrawwaqduhan-nsuwal-ijratu'alaihmal`ikatun gilunsyiddullya'nallhamamarahumwayaf'alnamyu`marn,Qs At-Tahrim:6

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun